Lombok (ekbisntb.com) – Pekerja asal NTB yang bekerja di luar negeri mendapat catatan negative di negara-negara tujuan penempatan. Karena seringnya kabur setelah sampai di negara penempatan.
Hal ini dikemukakan Ketua APJATI (Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia) Provinsi NTB, H. Muhammadon, Rabu, 21 Agustus 2024 di Mataram.
Menurutnya, bekerja di luar negeri cukup menjanjikan untuk mengurai persoalan pengangguran di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa. Beberapa negara di Asia Tenggara yang menyediakan peluang cukup besar yaitu Malaysia, Taiwan, Hongkong, selain di Timur Tengah.
Hanya saja, menurut H. Madon, image pekerja Lombok, NTB yang masih menjadi persoalan. Nama daerah menjadi terciderai karena banyaknya pekerja yang kabur setelah sampai di negara tujuan penempatan.
“Ini yang banyak membuat agency dan PT-PT di Jakarta, Surabaya menjadi mikir-mikir untuk mengambil pekerja dari Lombok. Karena suka lari,” katanya.
Tidak saja nama pekerja Lombok yang rusak di Malaysia. Termasuk juga di negara Taiwan, perusahaan-perusahaan penempatan tenaga kerja sangat mempertimbangkan pekerja asal Lombok. SDM kita perlu dibenahi,” jelasnya.
Dari NTB, lanjut H. Madon, para pekerja ini berangka secara prosedural (resmi). Namun beberapa bulan setelah mengenal medan, pekerja NTB banyak yang memilih kabur bekerja ke tempat lain dan menjadi pekerja berstatus illegal.
“Di Taiwan, gaji bersihnya Rp10 juta perbulan. Tapi setelah ada kenal dengan temannya, kolega, dan ikut berorganisasi di negara orang, langsung kabur dari majikan, cari pekerjaan dengan upah yang lebih baik katanya. Ini prilaku yang menjadi catatan pekerja kita di luar negeri,” tambahnya.
Karena itu, menjadi tanggungjawab bersama untuk merubah karakter masyarakat yang ingin bekerja di luaar negeri. Di mulai dari keluarga, pemerintah desa,hingga ke level pemerintah provinsi. Agar mempersiapkan SDM-SDM yang baik sebelum berangkat bekerja ke luar negeri.
“Karena dampaknya kepada image kita di daerah. kita semua yang menerima konsekuensinya kalau sudah jelek nama daerah kita. Ini yang menjadi catatan untuk mengurai persoalan pengangguran kita,” demikian H. Madon.(bul)