Mataram (ekbisntb.com) – Penjabat (Pj) Sekda NTB, Ibnu Salim, S.H., M.Si., menegaskan, penanganan inflasi daerah merupakan program yang sangat penting. Untuk itu, dibutuhkan keseriusan dan komitmen dari pemerintah kabupaten/kota di NTB dalam menjaga harga bahan pokok (bapok) kebutuhan Masyarakat, khususnya dalam menyambut Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
Penegasan Pj Sekda ini disampaikan saat memberikan sambutan pada Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur NTB, Selasa 11 Juni 2024. Rakor ini juga dihadiri Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB Wahidin, perwakilan Bank Indonesia, Kanwil Perbendaharaan Negara dan perwakilan pemerintah kabupaten/kota se NTB.
Menurutnya, komitmen dalam menjaga stabilitas harga sangat penting. Bahkan, pihaknya tidak ingin setelah rakor masalah stabilitas harga diabaikan, namun setiap saat dapat memanfaatkan momentum sama-sama bekerja keras menekan inflasi.
Bahkan, masalah penanganan inflasi juga menjadi atensi dari pemerintah pusat, karena setiap awal pekan dilakukan zoom meeting oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) untuk mengetahui perkembangan inflasi dan ketersediaan stok pangan di daerah.
‘’Paling tidak komoditi dan distribusi kebutuhan pokok tetap terjaga. Seperti beras, cabai, tomat dan lainnya harus tetap lancar,’’ ujarnya mengingatkan.
Hal senada disampaikan Asisten II Setda NTB, Dr. H. Fathul Ghani, M.Si., mengharapkan keseriusan dari TPID dalam mengawal masalah inflasi. Pihaknya juga berterima kasih pada TPID Provinsi dan kabupaten/kota yang telah bekerja keras dalam menjaga inflasi di NTB, sehingga inflasi di NTB tetap terjaga.
Mantan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB ini juga mengaku was-was ketika Kabupaten Sumbawa masuk dalam barometer inflasi di NTB awal 2024, selain Kota Mataram dan Kota Bima. Apalagi Kabupaten Sumbawa cukup luas, sehingga dikhawatirkan bisa menyumbang inflasi bagi daerah.
Namun kekhawatirannya hilang ketika Kabupaten Sumbawa memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan inflasi di NTB. Bahkan, untuk inflasi NTB awal Juni lebih rendah dari nasional, yakni 2,77 persen dari inflasi nasional 2,83 persen.
Pihaknya juga mengharapkan keseriusan dari pemerintah kabupaten/kota dalam menjaga distribusi kebutuhan bahan pokok, khususnya menjelang hari besar keagamaan. ‘’Terkadang, kita konsennya menanam cabai dan sudah terpenuhi. Namun, setelah cabai aman, justru harga tomat yang melambung,’’ ujarnya mengingatkan.
Sebelumnya, Kepala Biro Perekonomian Setda NTB, Drs. H. Wirajaya Kusuma, M.H., memberikan apresiasi pada Kabupaten Sumbawa yang menjadi kontributor paling redah angka inflasinya sebesar 2,19 persen, sementara Kota Mataram sebesar 3,18 persen dan Kota Bima sebesar 2,91 persen. Hal ini katanya harus dijaga oleh pemerintah daerah agar masalah ketersediaan bapok tetap terjaga dan terkendalikan.
Pada tanggal 14 Juni 2024, ujarnya, Penjabat (Pj) Gubernur NTB Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si., Walikota Mataram dan Pj Bupati Lombok Barat diundang ke Jakarta dalam acara penerimaan TPID Award 2024. Pihaknya berharap NTB mampu mempertahankan TPID Award yang diraih tahun 2023 lalu pada tahun ini.
Sementara ketersediaan pangan strategis menjelang Hari Raya Idul Adha tahun 2024 dari Dinas Ketahanan Pangan Provinsi NTB, yaitu beras sebanyak 272,6 ton, jagung sebanyak 59,8 ton, daging sapi sebanyak 1,972 ton, daging ayam sebanyak 6,863 ton, telur ayam sebanyak 7,355 ton, minyak goreng sebanyak 5,211 ton, gula pasir 3,763 ton, cabe rawit sebanyak 2,126 ton, cabe besar sebanyak 1,889 ton, bawang merah sebanyak 29,896 ton, bawang putih sebanyak 1,199 ton dan kedelai sebesar 1,826 ton. (ham)