Mataram (Ekbis NTB) – Pemerintah Provinsi NTB akan memperkuat kerjasama dengan Uni Emirat Arab (UEA) untuk meningkatkan ekspor komoditi. Tata cara ekspor disosialisasikan kepada eksportir.
Kepala Dinas Perdagangan, Provinsi NTB, Baiq Nelly Yuniarti, AP.,M.Si, mengatakan saat ini, pihaknya sedang berupaya dalam mensosialisasikan bagaimana tata cara ekspor ke luar negeri, khususnya Uni Emirat Arab.
Banyak komoditi NTB yang bisa di ekspor ke Timur Tengah seperti paling gula aren, bambu, mutiara, dan minyak kelapa. “Kita ingin teman-teman eksportir, maupun calon eksportir memahami dan mengetahui syarat tata cara ekspor ke Uni Emirat Arab,” katanya dikonfirmasi pada, Kamis 30 Mei 2024.
Meski Uni Emirat Arab menjadi daerah penghasil minyak, namun minyak yang dikelola seperti minyak sawit. Sementara, minyak kelapa asal NTB, masuk dalam daftar komoditi yang perlu di ekspor.
Selain itu, negara penghasil minyak itu, juga meminta produk olahan NTB, untuk di ekspor seperti sambel dan lain sebagainya. “Sambel khas Lombok juga diminta untuk di ekspor,” sebutnya.
Dalam pengembangan ekspor dan eksportir menurutnya, perlu diadakan sosialisasi dan pelatihan tentang pengolahan dan pengelolaan komoditas yang akan di ekspor. Kualitas produk atau barang yang dikirim harus memiliki kualitas tinggi, karena waktu pengiriman barang membutuhkan waktu sebulan.
Dicontohkan, pengiriman bambu asal NTB ke Uni Emirat Arab selalu melalui Tasikmalaya. Di Tasikmalaya diolah kembali untuk mengurangi kadar air pada bambu. Jika kadar air tidak dikurangi akan mengganggu kualitas produk, sehingga akan ditolak oleh negara tujuan. “Karena pengiriman lebih dari sebulan, maka bambu akan berjamur. Otomatis barang akan ditolak, sehingga perlu memperhatikan kualitas,” sarannya.
Kerjasama Pemprov NTB dengan Uni Emiral Arab memiliki titik temu yang difokuskan pada produk halal dan syariah. Ia menghimbau kepada pengusaha agar bisa menciptakan produk dengan kualitas terjamin agar bisa tembus pasar negara tujuan.
“Komitmen dengan buyer, itu yang penting, kemudian bagaimana memahami syarat-syarat negara tujuan, terutama UEA karena beda negara beda tujuan,” tandasnya. (era)