Lombok (ekbisntb.com) – Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri (PPDN) pada Dinas Perdagangan Provinsi NTB menggelar kegiatan pasar lelang komoditas agro ke IV. Pasar lelang kali ini menjadi kegiatan pasar lelang penutup yang dilaksanakan tahun 2024 ini.
Pasar lelang ke IV digelar di Hotel Fave Mataram, 20 November 2024. Puluhan pengusaha komoditas hadir pada kegiatan ini. Selain itu, hadir juga perwakilan dari dinas terkait kabupaten/kota di NTB yang turut mempromosikan komoditas di daerahnya.
Sejumlah komoditas agro yang ditawarkan pada pasar lelang terakhir ini diantaranya, beras premium, jagung, rumput laut,minyak kayu putih, tembakau, madu, kopi robusta, kakao, kopi luwak, sarang burung walet, cabe rawit merah, bawang merah, dan kopi kemasan. Transaksi pada pasar lelang ke IV ini sebesar Rp58,2 juta dari jual beli jagung dan beras.
Plh. Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB, H. Heri Agustiadi, S.Sos.,MM saat pembukaan kegiatan pasar lelang menyampaikan, pentingnya pasar lelang terus dilakukan. sebab, setelah dilakukan evaluasi, pengusaha komoditas NTB masih membutuhkan fasilitas pemerintah untuk mengembangkan jaringan pasarnya.
“Karena itu, kalau bisa jumlah penyelenggaraan kegiatan pasar lelang ini bisa dilakukan lebih sering. Kalau bisa lebih dari penyelenggaraan tahun ini,” katanya.
Melalui pasar lelang, menurut Heri, pengusaha dapat bertemu langsung, dan membangun jaringan pasar yang lebih luas. Sehingga potensi pemasaran produk bisa berkembang lebih luas. Pasar lelang bukan hanya memfasilitasi antar pengusaha untuk sebatas bertransaksi.
Selain itu, pemerintah juga mendorong peran generasi-generasi millennial.Generasi generasi melek teknologi ini menurutnya harus dilibatkan oleh pemilik barang, atau petani untuk membantu memasarkan produk hasil pertaniannya.
“Sudah waktunya millennial ini ikut berperan mendukung pemasaran komoditas lokal kita melalui teknologi. Karena cara-cara konvensional semakin terus ditinggalkan. Sehingga peran pemerintah sedikit saja porsinya. Jangan terbalik, hanya mengandalkan peran pemerintah,” tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang PPDN, Endang Sri Wahyuni yang mengikuti langsung kegiatan pasar lelang ini juga menjelaskan, bahwa pasar lelang ini merupakan upaya pemerintah dalam memfasilitasi kerja sama antar pengusaha, baik di tingkat lokal NTB maupun nasional. Pasar lelang ini juga menjadi wadah penting bagi para pelaku usaha untuk menjalin memperluas jaringan pasar perdagangan komoditas agro.
“NTB adalah salah satu produsen utama komoditas agro, sehingga pasar lelang ini sangat penting. Kedepannya, kami harap pasar lelang ini bisa berkembang lebih besar, tidak hanya di tingkat provinsi, tetapi juga melibatkan pelaku usaha dari luar daerah,” ujar Endang.
Dia menambahkan bahwa pasar lelang ini dapat membuka peluang bagi para pelaku usaha untuk berpartisipasi dalam misi dagang atau kerja sama antar daerah, terutama saat terjadi kelebihan produksi seperti pada bawang dan jagung.
Jika tahun 2024 ini kegiatan pasar lelang diselenggarakan empat kali, tahun 2025 mendatang dijadwalkan dua kali pasar lelang. Endang mengungkapkan bahwa berkurangnya kegiatan pasar lelang ini dipengaruhi oleh penurunan anggaran dari APBN dan belum adanya dukungan anggaran dari APBD NTB.
“Meskipun ada keterbatasan anggaran, kami tetap berkomitmen untuk menyelenggarakan pasar lelang ini. Kami berharap ada dukungan dari APBD NTB untuk mendampingi kegiatan pasar lelang ini, karena anggaran dari APBN dan pusat juga mengalami penurunan,” jelasnya.
Pasar lelang ini juga menjadi ajang silaturahmi bagi para pengusaha dari berbagai kabupaten dan kota di NTB. Dalam kegiatan tersebut, banyak pelaku usaha yang dapat saling mengenal, berkolaborasi, dan menjalin hubungan baru. Endang berharap pasar lelang ini dapat mengembangkan daya jual komoditas lokal NTB dan memperpendek mata rantai perdagangan, sehingga tercipta pasar yang lebih efisien dan transparan.
Dengan adanya pasar lelang ini, diharapkan NTB dapat terus memanfaatkan potensi besar dalam sektor pertanian dan perikanan serta memberi manfaat kepada para pengusaha yang terlibat, mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.(bul)