Lombok (ekbisntb.com) – Wilayah Provinsi NTB kini memasuki puncak musim kemarau. Curah hujan di seluruh wilayah NTB pada dasarian II Agustus 2024 secara umum berada pada kategori rendah yaitu 0 – 50 mm/dasarian. Sifat hujan pada dasarian II Agustus 2024 di wilayah NTB umumnya didominasi kategori bawah normal.
Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi Nusa Tenggara Barat Yuhanna Maurits mengatakan, monitoring hari tanpa hujan berturut – turut (HTH) provinsi NTB secara umumnya berada pada kategori menengah (11 – 20 hari). HTH terpanjang tercatat di Pos Hujan Sape, Kabupaten Bima selama 120 hari.
“Pada dasarian III Agustus 2024 yaitu antara tanggal 21 – 31 Agustus 2024 potensi hujan di wilayah NTB sangat rendah. Potensi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang yaitu di atas 20mm/dasarian memiliki peluang kejadian sebesar kurang dari 10 persen di seluruh wilayah NTB,” kata Yuhanna Maurits, Selasa , 20 Agustus 2024.
Berdasarkan monitoring, analisis dan prediksi curah hujan dasarian, terdapat indikasi kekeringan meteorologis (iklim) sebagai dampak dari kejadian hari kering berturut-turut dengan indikator hari tanpa hujan dengan potensi Waspada, Siaga dan Awas terjadi di daerah:
Indikasi kekeringan meteorologis level Waspada berada di Kabupaten Dompu (Kecamatan Pajo), Kabupaten Bima (Kecamatan Soromandi, dan Tambora), Lombok Tengah (Kecamatan Praya Barat, dan Pujut), Lombok Timur (Kecamatan Jerowaru, dan Kecamatan Pringgabaya)
“Level Siaga ada di Kabupaten Bima yaitu di Kecamatan Lambitu serta Level Awas ada di Lombok Timur tepatnya di Kecamatan Swela, dan Kabupaten Bima ada di Kecamatab Belo, Palibelo, dan Sape,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini seluruh wilayah NTB masih dalam periode musim kemarau. Masyarakat NTB dihimbau agar dapat menggunakan air secara bijak, efektif dan efisien. Masyarakat juga perlu mewaspadai akan terjadinya bencana kebakaran hutan dan lahan serta kekeringan yang umumnya terjadi pada periode puncak musim kemarau.
“Masyarakat dapat memanfaatkan penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya guna mengantisipasi kekurangan air khususnya di wilayah-wilayah yang sering terjadi kekeringan,” tutupnya.(ris)