Sumbawa Besar (ekbisntb.com) – Pemerintah Kabupaten Sumbawa, mengklaim pertumbuhan ekonomi cenderung positif di triwulan kedua tahun 2025 meski sempat terjadi deflasi di awal tahun (Maret) yang mencapai 0,50 persen di beberapa sektor.
“Memang di triwulan pertama (Maret) kita mengalami deflasi khususnya di perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga, tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama,” Kata kabag Ekonomi Setda Sumbawa, H. Khaeruddin kepada wartawan, kemarin.

Berdasarkan data lanjut Haji Her, deflasi cukup parah terjadi pada bulan Maret yang mencapai 0,50 persen lebih tinggi dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya. Kondisi tersebut terjadi akibat musim kering yang cukup panjang sehingga ekonomi di masyarakat sedikit terdampak.
“Memang sempat terjadi deflasi karena daya beli masyarakat yang kurang khususnya di belanja perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga,” ucapnya.
Dia melanjutkan, pergerakan ekonomi di masyarakat selama ini ditopang oleh sektor pertanian dan perkebunan. Bahkan 39 persen Produk Domestik Bruto (PDB) ditopang oleh sektor pertanian dan hanya sebagian kecil dari sektor lain seperti kelautan dan jasa.
“Karena PDB kita lebih dominan pertanian ketika terjadi paceklik maka akan berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi di masyarakat. Apalagi masyarakat kita rata-rata adalah petani,” ujarnya.
Seraya menambahkan, meski terjadi di deflasi tetapi kondisi tersebut tidak berlangsung lama dan pemerintah juga langsung melakukan intervensi. Hal tersebut dilakukan untuk menekan terjadinya gejolak di masyarakat terutama kaitannya dengan bahan pokok seperti beras dan kebutuhan lainnya.
“Deflasi kita bisa terkendali karena kita langsung menggelar operasi pasar di beberapa lokasi sehingga tidak terjadi di gejolak di masyarakat,” tambahnya.
Dirinya pun optimis pertumbuhan ekonomi Sumbawa akan terus terjadi meski sempat terjadi deflasi. Bahkan pertumbuhan ekonomi tahun ini diperkirakan masih tetap sama dengan tahun sebelumnya sebesar 3 persen.
“Kami yakin pertumbuhan ekonomi kita masih tetap positif di angka 3 persen sehingga tingkat inflasi bisa terus ditekan di angka 1,38 persen,” jelasnya. (ils)