HARGA sejumlah kebutuhan pokok mulai naik jelang Hari Raya Idul Adha 1445 hijriah, salah satunya daging sapi. Dari Rp120.000 per kg, kini harganya naik menjadi Rp130.000 per kilogram.
Kenaikan ini diperkirakan terjadi akibat peningkatan permintaan masyarakat menjelang lebaran. Namun, pemerintah perlu terus mengawasi agar lonjakan harganya tidak terlalu signifikan, sehingga memicu inflasi.
Guru Besar Fakultas Peternakan Universitas Mataram (Unram), Prof. Dahlanuddin, Ph.D., mengatakan, kenaikan harga daging sapi yang terjadi jelang Idul Adha harus dilihat dari dua sisi. Pertama, dari sisi konsumen dan kedua peternak kecil.
“Bagi konsumen (masyarakat) pasti ini menjadi beban. Tetapi sebenarnya ini merupakan fenomena yang logis, di mana peningkatan permintaan selalu diikuti oleh kenaikan harga,” kata Dahlanuddin, akhir pekan kemarin.
Tetapi, dengan adanya kenaikan ini tetap tidak menguntungkan untuk konsumen. Bila kenaikan itu terus terjadi, biasanya masyarakat akan substitusi atau beralih dengan sumber protein lain seperti daging ayam atau ikan.
“Biasanya kalau harga daging sapi mahal, konsumen akan substitusi dengan sumber protein lain, seperti ikan dan ayam,” jelas Dahlan.
Sementara jika dilihat dari sisi peternak, momen ini menjadi salah satu kesempatan yang ditunggu-tunggu setiap tahunnya untuk mendapatkan tambahan penghasilan. Namun demikian, jangan sampai harga di tingkat peternak rendah sementara di tingkat konsumen akhir harganya tinggi. Sebab hal ini tidak akan menguntungkan peternak.
“Dengan catatan kenaikan harga daging diikuti oleh kenaikan harga sapi hidup,” ujar guru besar Unram yang sangat konsen melakukan riset terkait peternakan sapi ini.
Sehingga, dirinya berharap, adanya lonjakan harga daging sapi ini dapat terus diawasi oleh pemerintah. Agar tidak menyebabkan penurunan pembelian kepada konsumen dan inflasi ke depannya. “Harapannya pemerintah bisa terus mengawasi agar tidak terjadi lonjakan harga daging yang signifikan, supaya tidak memicu inflasi,” kata Dahlan. (ris)
Artikel lainnya….
Bank NTB Syariah Cabang Masbagik Gencarkan Program Berantas Rentenir dengan Mawar Emas
Polri Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster Senilai Rp19,2 Miliar
Pj Wali Kota Bima : Akibat Menanam Jagung di Lereng, Kerugian Mencapai Rp2,2 Triliun