Lombok (ekbisntb.com) –


Setelah meminta relaksasi pada April lalu, Pemerintah Pusat akhirnya memberikan izin ekspor konsentrat PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) per tanggal 14 Oktober 2025.
Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menyatakan, izin relaksasi tambang ini diberikan semata-mata untuk mencegah terjadinya tambahan kontraksi. Apalagi, selama dua triwulan berturut-turut, NTB mengalami kontraksi mencapai -0,82 persen.
“Detailnya belum ada informasi karena masih menyusun Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB). RKAB nya masih disusun oleh pihak Amman. Ini kita sampaikan supaya tidak mengalami kontraksi, mau menumbuhkan saja,” ujarnya, Jumat, 17 Oktober 2025 malam.
Izin ekspor konsentrat ini, lanjut Iqbal diperoleh sampai dengan smelter Amman Mineral Industri (AMIN) beroperasi secara maksimal. Saat ini, produktivitas di smelter sudah mencapai 60 persen.
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) NTB, Samsudin menjelaskan, saat ini PT AMNT sudah mulai melakukan aktivitas RKAB untuk proses ekspor.
Menyinggung soal alasan Kementerian ESDM mengizinkan PT Amman untuk melakukan ekspor setelah diminta sejak April lalu. Mantan Kabid Pengelolaan Sampah dan Pengendalian Pencemaran di DLHK NTB itu mengaku izin ini diberikan tak lepas dari upaya Gubernur NTB yang gencar melakukan lobi ke pusat.
Selain itu, minusnya ekonomi NTB selama dua triwulan juga dinilai menjadi pertimbangan pusat. “Sebagai salah satu insentifnya kan begitu (minusnya pertumbuhan ekonomi, red). NTB daerah yang sangat membutuhkan tambang kan,” katanya.
Saat ini, jumlah konsentrat di PT AMNT cukup menumpuk. Jika hal tersebut dibiarkan, akan berdampak pada operasional perusahaan karena smelter belum juga beroperasi maksimal.
Sebelumnya, Penjabat Sekda NTB, H.Lalu Moh.Faozal, S.Sos.M.Si menyampaikan terdapat sekitar 200 ribu ton konsentrat yang menumpuk di PT Amman. Akibatnya, PT Amman tidak bisa lagi melakukan penambangan karena tidak memiliki tempat untuk menumpuk konsentrat akibat smelter belum bisa beroperasi maksimal.
“Solusinya harus ekspor. PT AMNT juga sudah meminta untuk melakukan relaksasi ekspor terhadap konsentrat yang ada di AMNT. Mudah-mudahan ada keputusan terbaik dalam satu atau dua pekan ke depan,” terangnya.
Adapun dengan adanya izin ini, di sisa kurang dari dua bulan tahun 2025 NTB butuh sekitar 8 persen untuk mencapai target 7 persen pertumbuhan ekonomi. Faozal optimis NTB bisa mencapai target tersebut. “Iya bisa kita capai target pertumbuhan ekonomi,” ucapnya. (era)