Lombok (ekbisntb.com) – Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Lombok Utara (KLU) memproyeksi tingkat hunian kamar hotel naik diangka 90 persen. Optimisme ini realistis, mengingat akan masuknya puncak musim ramai wisatawan.

Meksipun di tengah bayang-bayang efisiensi anggaran yang dirasakan dampaknya di beerbagai daerah, seperti di Kota Mataram. Namun sektor pariwisata Lombok Utara menunjukkan optimisme. Apalagi, daerah ini tetap memiliki magnet tiga gili, Trawangan, Meno dan Air, bagi wisatawan, khususnya turis mancanegara.

- Iklan -

“Untuk Lombok Utara masih bagus dengan akan datangnya musim high season. Okupansi target 90% bulan Agustus akan bisa tercapai,” ujar Sekretaris PHRI KLU, Vicky Hanoi pekan ini.

Lombok Utara sendiri pasar utama didominasi oleh wisatawan mancanegara yang melanjutkan perjalanan dari Bali.

Vicky menambahkan, saat ini, tingkat hunian kamar atau okupansi hotel di Lombok Utara masih berada di angka 70-80%. Jika dibandingkan dengan tahun lalu, ada sedikit penurunan.

“Ada sedikit penurunan 5-10% pada musim ramai. MICE ini lebih terasa yang pasarnya korporat dan pemerintahan, kalau kita di Lombok Utara itu segmen leisure (wisatawan individu atau keluarga),” ungkapnya.

Sementara itu, Lombok Utara tak mengandalkan segmen Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Lebih lanjut, wilayah mainland Lombok Utara, yang memiliki fasilitas untuk MICE, menurutnya mungkin merasakan dampak lebih besar dari efisiensi ini. Namun, secara keseluruhan, bahwa kondisi pariwisata untuk segmen leisure di Lombok Utara masih aman dan stabil.

Untuk menjaga momentum dan terus menarik lebih banyak tamu, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara, promosi pariwisata tetap menjadi agenda utama.

“Promosi masih tetap berjalan, kita terus bersinergi antara pemerintah daerah, pelaku industri pariwisata, dan masyarakat sekitar,” tandasnya.(bul)