Lombok (ekbisntb.com) – Seluas 30 hektar lahan pertanian di Kota Mataram, terendam banjir. Hal ini disebabkan luapan air di saluran. Maraknya pembangunan perumahan disinyalir menjadi pemicu berkurangnya kawasan serapan.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram, H. Irwan Harimansyah dikonfirmasi pada, Senin 17 Februari 2025 mengakui, cuaca ekstrem seperti angin kencang disertai hujan lebat mengakibatkan 20-30 hektar lahan pertanian terendam banjir. Lahan pertanian di Kecamatan Sekarbela paling parah dibandingkan wilayah lainnya. “Kasihan yang paling parah itu lahan pertanian di Sekarbela,” sebutnya.

Salah satu pemicu terendamnya lahan pertanian adalah penyempitan saluran. Penyempitan saluran ini diakibatkan maraknya pembangunan perumahan. Selain itu, daerah serapan juga berkurang sehingga mengakibatkan luapan.
Irwan menyayangkan belum dilakukan pengendalian terhadap pembangunan perumahan di lahan pertanian. “Kita sangat sayangkan maraknya pembangunan perumahan,” ungkapnya.
Mantan Kepala Bidang Tata Ruang Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Mataram bersyukur, tidak ada tanaman padi yang terancam puso. Petani telah memanen tanaman padi mereka sebelum cuaca ekstrem terjadi. “Alhamdulillah, tidak ada yang gagal panen. Kebetulan petani sudah panen dan masuk musim tanam lagi,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi ini tidak boleh terulang kembali. Langkah antisipasi bekerja sama dengan organisasi perangkat daerah (OPD) teknis untuk normalisasi saluran. Selain itu, penanganan jangka panjang adalah pengendalian pembangunan perumahan.
Terakhir kata dia, mendorong petani mengikuti asuransi usaha tani padi (AUTP). Petani akan mendapatkan asuransi apabila mengalami gagal panen seperti terserang hama, banjir, dan lain sebagainya. “Iya, tidak ada pilihan sehingga kita berharap petani ikut asuransi,” demikian kata Irwan. (cem)