Lombok (ekbisntb.com) – Petani tembakau di wilayah Sekotong Lombok Barat (Lobar), persisinya di Dusun Telaga Lebur Kebon khawatir mengalami rugi besar. Akibat kondisi cuaca yang tak bersahabat menyebabkan tanaman mereka terancam. Hujan lebat yang melanda sejak beberapa hari terakhir merendam lahan tanaman tembakau mereka. Mengakibatkan tembakau mereka rebah dan layu.
Hujan lebat mengguyur daerah sekitarnya sejak beberapa hari terakhir, menggenangi lahan tanaman tembakau warga. Genangan air bahkan hingga menutupi tanaman tembakau yang baru ditanam beberapa Minggu terakhir. Ada juga tanaman tembakau petani yang ditanam lebih dulu lebih parah terdampak. Tanaman tembakau rebah akibat diterjang angin dan hujan.

“Ini ujian bagi kami petani tembakau. Dampak hujan kemarin tembakau kami teredam, ada juga yang rebah dan layu,” kata Mahun Pengurus Poktan Beriuk Kemos yang juga Kadus Telaga Lebur Kebon, kemarin.
Tanaman tembakau yang terendam perlu masa pemulihan. Kondisi tanaman layu akibat terendam air. Pemulihan pun memakan waktu beberapa hari, itupun kalau tidak terjadi hujan.
“Kalau panas bisa cepat pulih tapi kalau hujan, ya bisa-bisa Tamanan kami mati, itu yang sekarang dikhawatirkan petani,”imbuhnya.
Tanaman tembakau yang terdampak parah lumayan banyak, terutama yang ditanam lebih dulu. Sedangkan yang baru ditanam tidak terlalu terdampak, namun jika tetap hujan petani tetap khawatir merugi karena tanaman Tembakaunya rusak.
Lebih-lebih pada Selasa 13 Mei 2025, hujan kembali melanda daerah itu, sehingga petani sudah sangat khawatir dan mulai kebingungan. Di daerah itu, terdapat 50 petani yang menggarap 44 hektare tanaman tembakau. Ia berharap ada Intervensi dari pemerintah daerah sebab petani tembakau berkontribusi besar terhadap DBHCHT yang diperoleh daerah. “Kami butuh intervensi, mesin penyedot air, atau alat apa biar air tidak terlalu lama menggenangi lahan warga,”harap dia.
Ia juga berharap agar ada program bantuan melindungi petani tembakau yang selama ini semangat menanam tembakau. Daerah ini menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman tembakau di wilayah Sekotong. Dusun ini memiliki kontur tanah yang cocok untuk pengembangan tanaman yang menjanjikan ini.
Sejak beberapa tahun terakhir, sejumlah petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Beriuk Kemos di wilayah ini menanam Tembakau. Dimana sebelumnya, hampir tiap musim tanam petani menanam padi, kacang dan jagung. Namun semenjak adanya petani yang menjalin kerja sama dengan perusahaan dan melihat hasil yang menjanjikan, sejumlah petani pun ikut menanam tembakau. Alhasil, dibanding dengan hasil padi dan lainnya, tembakau lebih menjanjikan.
Lambat laun dengan hasil yang diperoleh petani tembakau, petani lain pun mulai ikut menanam. Pada hasil panen tahun lalu misalnya, petani mendapatkan hasil yang lumayan besar. Sekali panen mereka bisa menghasilkan 4 ton. Hasil jual pun lumayan, karena harga per kilogram tembakau musim ini dibeli perusahaan dengan harga 40-50 ribu tergantung kualitas tembakau.
Disebutkan, hasil jual yang diperoleh petani pada pengiriman kedua ini bervariasi dengan kisaran 9 juta-Rp32 juta tergantung luas lahan dan kualitas daun tembakau. Ada yang memperoleh penjualan Rp9 juta, Rp19 juta, Rp22 juta, Rp25 juta dan Rp32 juta. Kalau ditotal dengan pengiriman pertama, petani bisa memperoleh hingga puluhan bahkan seratusan juta. (her)