spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiPerang Ganggu Ekspor ke Timur Tengah, Pemprov NTB Fokus Garap Pasar Asia

Perang Ganggu Ekspor ke Timur Tengah, Pemprov NTB Fokus Garap Pasar Asia

Lombok (ekbisntb.com) – Ketidakpastian geopolitik yang terjadi di Timur Tengah dan Eropa membuat Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalihkan fokus ekspor ke negara-negara potensial kawasan Asia.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Jamaludin Malady, mengatakan bahwa sejauh ini ekspor ke negara-negara Asia masih berjalan lancar. Bahkan, baru-baru ini NTB berhasil mengekspor kemiri ke Jepang dan jagung dari Pulau Sumbawa ke sejumlah negara di kawasan tersebut.

- Iklan -

“Kalau untuk pasar Asia sih masih lancar. Baru saja ada ekspor kemiri ke Jepang, dan jagung dari Sumbawa juga sudah diekspor. Jadi, walaupun skalanya belum besar, kita tetap upayakan ada pergerakan ekspor ke luar negeri,” ungkap Jamaludin kepada Ekbis NTB, Senin 16 Juni 2025.

Namun demikian, untuk komoditas tambang, NTB masih terkendala kebijakan nasional. Hasil tambang berupa konsentrat dari PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) hingga kini belum dapat diekspor karena larangan ekspor mineral mentah masih diberlakukan oleh pemerintah pusat.

“Konsetrat tambang belum bisa diekspor karena keran ekspor masih ditutup. Tapi Pak Gubernur NTB, Lalu Muhamad Iqbal, terus melakukan pendekatan dan melobi pemerintah pusat agar diberikan relaksasi ekspor, mengingat smelter pemurnian hasil tambang belum bisa beroperasi maksimal,” terang Jamaludin.

Kondisi global yang tidak stabil membuat sejumlah negara di Timur Tengah dan Eropa menurunkan volume impor akibat tergerusnya daya beli masyarakat di sana. Hal ini turut berdampak pada pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) dan eksportir di NTB yang selama ini mengandalkan pasar ekspor ke wilayah tersebut.

“Sekarang kita belum bisa berharap banyak dari Timur Tengah atau Eropa. Jadi, strategi kita adalah memaksimalkan pasar Asia dulu. Yang penting barang kita bisa tetap keluar negeri. Ini penting untuk menjaga roda ekonomi tetap berputar,” ujarnya.

Jamaludin menambahkan bahwa komoditas non-tambang NTB masih memiliki potensi yang menjanjikan. Selain jagung dan kemiri, vanili dan kerajinan tangan juga menjadi andalan karena memiliki permintaan yang stabil dari negara-negara Asia dan Eropa.

“Vanili, kemiri, jagung, dan handycraft ini masih jadi tumpuan kita saat ini. Lumayan ada pergerakan pasar di tengah kondisi global yang penuh tantangan,” kata Jamaludin.

Data Dinas Perdagangan NTB menunjukkan bahwa sepanjang Januari hingga April 2025, sejumlah ekspor komoditas berhasil dilakukan ke negara-negara Asia seperti Jepang, China, India, dan negara-negara ASEAN. Komoditas utama yang mendominasi antara lain mutiara, vanili, jagung, dan batu apung.

Ia pun berharap konflik di Timur Tengah dan Eropa bisa segera mereda agar ekspor NTB bisa kembali meluas ke pasar-pasar besar dunia.

“Harapan kita tentu situasi global bisa cepat pulih dan damai, supaya pasar-pasar tradisional kita seperti Timur Tengah bisa kembali dibuka,” pungkasnya.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut