Dompu (ekbisntb.com) – Panen raya padi dan jagung diperkirakan pada April ini. Harga kedua komoditi yang juga diserap pemerintah dengan Harga Pembelian (HPP) Rp6.500 per kg untuk padi dan Rp5.500 per kg ini justru terus menurun.
Bulog yang diperintahkan menyerap jagung untuk kebutuhan Cadangan jagung nasional hingga saat ini belum melakukan pembelian akibat stok jagung yang diserap tahun sebelumnya masih memenuhi Gudang, serta terbatasnya sarana prasarana menyebabkan harga komoditi ini belum stabil.
Kepala bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Dompu, Nurhidayah, SST yang dikonfirmasi kemarin mengakui harga jagung dan padi di Tingkat petani belum sepenuhnya sesuai HPP yang ditetapkan Kepala Badan Pangan Nasional RI. Dimana harga gabah kering panen ditetapkan Rp6.500 per kg dan harga jagung pipilan kering Rp5.500 per kg.
Bulog diperintahkan untuk menyerap hasil pertanian petani sesuai HPP untuk kebutuhan Cadangan nasional. Namun hingga saat ini, Bulog baru menyerap gabah petani bersama mitranya. Itupun tidak maksimal karena keterbatasan personal, armada transportasi, dan Gudang. “Untuk gabah, kalau Bulog mereka serap sesuai HPP Rp6.500 per kg. Tapi di luar Bulog, mereka serap di bawah itu dan bahkan sampai Rp5.800 per kg,” ungkap Nurhidayah.
Begitu juga dengan jagung. Harga di Tingkat petani untuk jagung kering sampai Rp4.100 per kg. Karena di Gudang penampungan jagung, harga jagung pipilan kering maksimal Rp4.400 per kg. Para Gudang penyerap jagung ini, mereka menjual kembali ke Perusahaan pakan ternak setelah diproses pengeringan dan pembersihan.
“Ini yang membuat kita dilemma. Tapi Bupati terus berupaya mendekati pengusaha untuk menjaga harga, sehingga petani tidak banyak merugi sambil mendorong Bulog segera menyerap jagung petani,” ungkap Nurhidayah.
Berdasarkan data pertanaman komoditi padi dan jagung di Dompu, perkiraan luas panen jagung pada April 2025 ini 9.258 ha. Komoditi padi luas panen diperkirakan 9.930 ha pada April 2025. (ula)
