Lombok (ekbisntb.com) – Kondisi fiskal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dinilai cukup kuat untuk membiayai program pemerintahan. Hal ini tak terlepas dari adanya aktivitas pertambangan PT Amman Mineral yang terletak di kabupaten tersebut. Salah satu pendapatan KSB dari tambang yaitu dana bagi hasil laba bersih PT Amman yang paling jumbo dari semua Pemda di NTB.
Sekda NTB Drs H. Lalu Gita Ariadi M.Si memberi saran kepada Pemda KSB agar menggunakan anggaran yang dimilikinya untuk kegiatan-kegiatan yang produktif misalnya yang berkaitan dengan investasi jangka panjang. Sebab aktivitas tambang di Batu Hijau akan berakhir di tahun 2030, sehingga instrument sumber pendapatan di masa depan harus disiapkan dari sekarang.
“DBH (dana bagi hasil) yang besar di KSB jangan digunakan untuk hal-hal yang sifatnya konsumtif. Namun ini harus investasi jangka panjang. Investasi pada Pendidikan, investasi pada kesehatan dan lain sebagainya,” kata Sekda NTB saat menggelar Seminar Percepatan Transformasi dan Pengembangan Sumberdaya dalam Rangka Mendukung Pembangunan Daerah yang berlangsung di Lombok Astoria, Kamis 14 November 2024.
Ia mengatakan, salah satu bentuk investasi jangka panjang misalnya pembangunan rumah sakit unggul di Indonesia timur. Sehingga nantinya tidak hanya warga KSB yang datang untuk mendapatkan layanan medis, namun warga NTB dan luar daerah pun datang untuk berobat karena fasilitasnya yang lengkap dan memadai.
“Selagi ada kemampuan, misalnya membangun rumah sakit jantung. Sehingga daripada pergi ke Jakarta, lebih baik ke KSB, tentu jika sama kelasnya dengan di Jakarta. Sekarang lah momentumnya dana-dana bagi hasil dan lain sebagainya yang melimpah agar dimanfaatkan untuk investasi. Bukan habis untuk belanja pegawai,” kata Sekda.
Sekda menerangkan, KSB juga harus membangun aliansi strategis kerjasama membangun daerah dengan dua kabupaten tentangganya yaitu Kabupaten Sumbawa dan Lombok Timur. Kerjasama dengan Sumbawa sangat penting karena merupakan dua daerah yang bersaudara kandung. Sementara kerjasama dengan Lombok Timur perlu dibangun karena kedekatan historis dan hubungan diaspora sejak lama.
“Di KSB banyak orang Sasak, di Lombok Timur pun ada diaspora KSB seperti di Rempung, Rarang, Rumbuk dan lain sebagainya. Ini kan orang KSB juga yang secara historis kita ada. Sehingga KSB dan Lotim harus kerjasama strategis. Sehingga kedepan manakala ada kesulitan yang dialami KSB, maka yang tercepat memberikan bantuan adalah kabupaten tetangga,” katanya.
Sebagai gambaran, APBD Pemda KSB 2024 sebesar Rp 2,07 triliun dengan PAD sebesar Rp 255,97 miliar dan pendapatan transfer sebesar Rp 1,70 triliun. Angka ini berasal dari peningkatan dana bagi hasil bukan pajak dari pemerintah pusat.(ris)