DINAS Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Timur mengalami kesulitan meningkatkan capaian target Pendapatan Asli Daerah (PAD). Dispar tidak bisa maksimal dalam menarik retribusi di sejumlah objek wisata, karena sebagian besar belum bisa ditata oleh pemerintah daerah.
Demikian dikemukakan Sekretaris Dispar Lombok Timur, Muhir, saat diwawancarai pada Kamis 14 November 2024.
Objek wisata yang berada di bawah pengelolaan Dispar antara lain Joben, Timba Nuh, Puri Rinjani, Taman Labuhan Haji, dan Kerakat. “Ada objek wisata yang nol PAD-nya seperti di Kerakat,” ungkap Muhir.
Menurut Muhir, objek wisata selain yang dikelola oleh Pemda belum bisa ditarik retribusinya, karena belum memberikan layanan yang optimal kepada pengunjung. Taman Labuhan Haji saat ini juga tengah dikelola oleh pihak ketiga. “Kalau mau lebih baik, kita perlu berbenah,” ujarnya
Kabupaten Lotim sempat terdampak bencana gempa bumi dan pandemi Covid-19 di awal masa pemerintahan Sukma. Hal inilah yang mengakibatkan pengelolaan pariwisata menjadi tidak maksimal. Hal ini berdampak pada minimnya upaya penataan objek wisata lainnya. Salah satu contoh adalah Puri Rinjani, yang tidak ditargetkan untuk penarikan retribusi karena sering digunakan sebagai tempat tamu pemerintah daerah.
Dari target PAD sektor pariwisata sebesar lebih dari Rp 2 miliar pada tahun ini, Dispar baru mampu merealisasikan sekitar 14 persen atau setara Rp 300 juta. Muhir mengakui bahwa capaian ini jauh dari potensi sebenarnya. “Realisasi tidak bisa optimal karena tingkat kunjungan wisatawan mengalami penurunan. Selain itu, objek wisata Joben menghadapi banyak pesaing, dan taman wisata banyak dibangun oleh pihak swasta,” jelasnya.
Dispar mencatat jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Lotim mencapai 93 ribu sepanjang tahun 2024. Namun, angka ini menunjukkan tren fluktuatif dan tidak stabil, sehingga turut mempengaruhi pendapatan retribusi yang diperoleh.
Dengan kondisi saat ini, Dispar berharap adanya perbaikan dalam pengelolaan objek wisata dan peningkatan layanan kepada wisatawan agar bisa meningkatkan pendapatan daerah di masa mendatang. “Kita harus terus melakukan pembenahan untuk menarik minat lebih banyak wisatawan,” ujarnya.
Kondisi ini memberikan gambaran terkait tantangan yang dihadapi Dispar Lombok Timur dalam mencapai target PAD dari sektor pariwisata dan perlunya peningkatan pengelolaan serta pelayanan di objek wisata daerah. (rus)