Lombok (ekbisntb.com) – Hery Atmaja resmi terpilih sebagai Ketua Real Estat Indonesia (REI) Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk periode 2025-2028 setelah memperoleh suara terbanyak dalam pemilihan yang berlangsung di Mataram pada Kamis, 13 Februari 2025.
Hery Atmaja akan melanjutkan estafet kepemimpinan REI NTB yang sebelumnya dipimpin oleh H. Heri Susanto. Pada Musyawarah Daerah (Musda) ke-X REI NTB, dua pengurus lainnya yang terpilih adalah Muhammad Ilyas sebagai Sekretaris REI NTB dan Husaina Khartin sebagai Bendahara REI NTB.

Dalam pernyataannya, Hery Atmaja menegaskan bahwa langkah awal kepemimpinannya adalah melakukan konsolidasi internal. Ia menyadari adanya pihak yang merasa kurang puas dengan hasil pemilihan ini. Oleh karena itu, ia berkomitmen untuk merangkul semua pihak agar bersatu dalam visi dan misi besar bersama.
Hery juga menegaskan bahwa kepengurusannya akan melanjutkan kerja sama yang telah dijalin oleh ketua sebelumnya, H. Heri Susanto, baik dengan media, pemerintah daerah, pemerintah pusat, serta berbagai pihak lainnya, seperti kepolisian, kejaksaan, dan stakeholder lainnya. Sinergi ini dianggap penting untuk mendukung pembangunan sektor properti dan perumahan di NTB.
Salah satu program prioritas yang akan didukung oleh REI NTB di bawah kepemimpinan Hery adalah menyukseskan program strategis nasional di sektor perumahan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Program tersebut menargetkan pembangunan tiga juta rumah, yang terdiri dari satu juta rumah di pesisir, satu juta rumah di pedesaan, dan satu juta rumah di perkotaan.
Hery mengungkapkan bahwa NTB kemungkinan besar tidak akan masuk dalam kategori pembangunan perumahan di perkotaan karena program ini lebih berorientasi pada pembangunan apartemen, sementara karakteristik NTB belum siap untuk pengembangan apartemen. Oleh karena itu, REI NTB akan lebih fokus pada keterlibatan dalam program pembangunan satu juta rumah di pesisir dan satu juta rumah di pedesaan.
Lebih lanjut, Hery menyampaikan hasil diskusinya dengan Wakil Menteri Perumahan, Fahri Hamzah, yang menekankan pentingnya penataan kawasan pesisir dengan rumah-rumah subsidi agar tidak terkesan kumuh. Salah satu contoh yang diberikan adalah kawasan pesisir Ampenan, di mana pemerintah ingin menciptakan lingkungan yang nyaman dan aman bagi nelayan tanpa mengabaikan estetika pemandangan pesisir.
Hery juga menggarisbawahi bahwa pembangunan perumahan di pesisir memiliki tantangan tersendiri, seperti angin laut, ombak, dan potensi abrasi. Oleh karena itu, REI NTB akan merumuskan konsep yang tepat sebelum mengajukan proposal kepada pemerintah daerah dan pusat.
Selain itu, program bedah rumah di desa-desa juga menjadi agenda utama. REI NTB akan bekerja sama dengan Kelompok Kerja (Pokja) untuk mencari pola terbaik yang kemudian akan diajukan ke Kementerian Perumahan. Hery menegaskan bahwa para pengembang di NTB siap untuk berkontribusi dan mensukseskan program pembangunan tiga juta rumah demi kesejahteraan masyarakat.
Dengan semangat kolaborasi dan keberlanjutan program, Hery Atmaja optimis bahwa REI NTB dapat memainkan peran penting dalam mendukung pertumbuhan sektor perumahan di wilayah ini. (bul)