Lombok (ekbisntb.com) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB siapkan Biaya Tidak Terduga (BTT) sebesar Rp200 juta untuk antisipasi cuaca ekstrem yang tengah melanda NTB.
Kepala Pelaksana BPBD, Ahmadi mengatakan anggaran senilai tersebut akan digunakan untuk antisipasi selama 17 hari kedepan, atau sampai dengan berakhirnya tahun 2024.
“Antisipasi cuaca ekstrem kita minta Rp200 juta dulu lah. Karena kan 15 hari kedepan saja,” ujarnya saat dihubungi Suara NTB, Jum’at 13 Desember 2024.
Ia menyatakan, BTT tersebut untuk membiayai logistik ketika terjadi kerugian akibat bencana alam yang disebabkan oleh cuaca ekstrem. Dijelaskan, selain BTT Rp200 juta dari BPBD, Pemprov NTB juga menyediakan BTT dari OPD lain seperti di Dinas Sosial, PMI, dan sebagainya.
Sejak tiga hari lalu, NTB mengalami cuaca ekstrem yang dipicu oleh fenomena atmosfer Madden Julian Oscillation (MJO). Akan tetapi, Ahmadi menyatakan cuaca di NTB masih normal, beitupun dengan curah hujan yang terjadi di daerah ini.
“Sebenarnya kalau kita lihat curah hujan normal-normal saja. Masih 50-100 mm. Dan itu juga engga terlalu lama. Paling lama tiga jam lah. Masih normal-normal saja,” katanya.
Ia menuturkan, dengan intensitas hujan yang tidak begitu tinggi, potensi terjadi banjir akibat curah hujan dikatakan tidak begitu besar. “Walaupun terjadi banjir ini pastinya akibat drainase kita yang kurang bagus. Misalnya tumpukan sampah di drainase, dimensi drainasenya diperkecil, sedimentasi, paling itu saja penyebabnya,” tuturnya.
Meski demikian, pihaknya tetap mengimbau kepada masyarakat untuk selalu siap siaga. “Siaganya kalau sudah hujan meninggi usahakan kalau malam jangan semuanya tidur. Jadi harus ada yang stand by, memantau, entah itu dari Siskamling atau apa. Supaya nanti kalau ada kejadian tidak terduga bisa dibangunkan,” jelasnya.
Dikatakan, BPBD juga sudah menyiapkan tenaga yang akan selalu memantau setiap malam apabila terjadi kejadian tidak terduga. Begitupun dengan logistik kedaduratan apabila terjadi bencana.
Terdapat 8 kabupaten/kota di NTB yang berpotensi terdampak bencana alam banjir, yakni KLU, Lombok Barat, Mataram, Sumbawa, KSB, Kabupaten Bima, Kota Bima, dan Dompu. Sementara, untuk Lombok Tengah dan Lombok Timur memiliki ketinggian permukaan tanah cukup tinggi, sehingga tidak berpotensi terdampak banjir.
“Selong dan Praya elevasinya tinggi, tapi yang lain-lain berada dekat laut. Kota Mataram, Sumbawa Besar, Dompu agak tinggian, tapi dia punya sungai besar yang agak rawan banjir, Kota Bima sama Kabupaten Bima punya potensi besar karena mengalir sungai-sungai besar,” ungkapnya. (era)