spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiSektor Pertanian Jadi Andalan NTB Gantikan Ketergantungan pada Tambang

Sektor Pertanian Jadi Andalan NTB Gantikan Ketergantungan pada Tambang

Lombok (ekbisntb.com) – Pemprov NTB terus mendorong sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi daerah. Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Kadistanbun) NTB, Muhamad Taufieq Hidayat, menyatakan bahwa sektor ini kini menjadi penopang utama Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) setelah sektor pertambangan menunjukkan tren penurunan kontribusi.

‘’Tahun sebelumnya, kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB NTB mencapai 22,23 persen dari total Rp166,63 triliun. Alhamdulillah, tahun ini naik menjadi lebih dari 23 persen,’’ sebutnya.

- Iklan -

Ia menambahkan bahwa penurunan kontribusi dari sektor tambang membuat pemerintah berfokus pada sektor yang lebih berkelanjutan, seperti pertanian. Menurutnya sektor pertanian kini menjadi tulang punggung utama karena sektor tambang menunjukkan tren negatif. Ketergantungan terhadap tambang, yang bersifat tidak terbarukan, dianggap tidak lagi strategis bagi keberlanjutan ekonomi daerah.

“Tambang itu sifatnya tidak terbarukan. Setelah deposit habis, selesai. Tapi pertanian itu bisa terus kita kembangkan dan tidak akan habis,” jelasnya.

Untuk mendukung peningkatan ini, pemerintah provinsi melakukan pengetatan terhadap alih fungsi lahan. Menurut Taufieq, alih fungsi lahan hanya diperbolehkan dalam kondisi sangat mendesak, seperti untuk proyek strategis nasional, kepentingan umum, atau akibat bencana alam.

“Kami saat ini belum mengeluarkan banyak rekomendasi alih fungsi. Bahkan luas lahan pertanian berkelanjutan (LP2B) kita meningkat dari 234 ribu hektare menjadi 237 ribu hektare. Total cadangan lahan pertanian kita bahkan mencapai 600 ribu hektare,” ungkapnya.

Dalam menghadapi musim kemarau dan dampak perubahan iklim, Distanbun NTB juga tengah mengembangkan varietas tanaman yang tahan terhadap kondisi ekstrem, baik kekeringan maupun basah. Langkah ini dilakukan agar produksi pertanian tetap stabil meskipun cuaca berubah-ubah. Taufieq menyebutkan, NTB memiliki potensi besar dari tanah yang subur dan hamparan lahan yang luas.

“Ini menjadi peluang besar bagi kita untuk bermitra dengan lembaga-lembaga lingkungan internasional,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pertanian berkelanjutan melalui penggunaan pupuk organik dan pola tanam ramah lingkungan guna menjaga kelestarian alam sekaligus mengurangi risiko bencana ekologis seperti banjir.

“Ancaman kita saat ini adalah perubahan iklim ekstrem. Tapi di balik ancaman itu ada peluang untuk memperbaiki sistem pertanian kita menjadi lebih adaptif dan tangguh,” pungkasnya. (era)

Artikel Yang Relevan

Iklan





Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut