spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiAda Kesenjangan Harga Bapok

Ada Kesenjangan Harga Bapok

Kesenjangan harga sejumlah bahan kebutuhan pokok (Bapok) masih terlihat di sejumlah kabupaten/kota di NTB. Karena itulah Dinas Perdagangan Provinsi NTB bersama para pihak sedang berupaya menormalkan harga bahan pokok di masyarakat agar stabil.

Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB,  Baiq Nelly Yuniarti mengatakan, sejumlah komoditas kebutuhan pokok yang terlihat masih ada gap atau kesenjangan harga antar kabupaten/kota seperti cabai rawit, cabai merah besar, cabai merah keriting, tomat, bawang merah dan daging ayam ras.

- Iklan -

Menurutnya kesenjangan harga bapok antara Lombok dan Sumbawa tak perlu terjadi jika arus informasi tersampaikan dengan baik. Misalnya harga cabai di Kota Mataram sedang turun, namun di Bima justru sedang mahal.

“Kami sudah rakor agar pelaku usaha di Bima supaya mendapat harga komoditas di Lombok, karena tak semua pelaku usaha membaca data,” kata Baiq Nelly Yuniarti kepada Ekbis NTB, Kamis 12 September 2024 kemarin.

Karena itulah  Pemda kabupaten/kota bisa menyampaikan informasi perkembangan harga bapok kepada pelaku usaha di daerah masing-masing untuk mencegah terjadinya kesenjangan harga.

Salah satu contoh komoditas bapok yang cukup senjang seperti daging ayam ras, di mana di Lombok Timur, harga daging ayam ras Rp32 ribu per kg, sementara di Dompu Rp50 per kg. Kemudian harga tomat di Lombok Barat dan Lombok Tengah Rp2000 per kg, namun di Kota Bima sebesar Rp4000 per kg.

Begitu juga harga cabai rawit merah Rp24.600 per kg di Lombok Tengah, namun di Dompu harganya Rp40 ribu lebih per kg. Harga komoditas bawang merah tertinggi di Lombok Utara sebesar Rp23.000 per kg, namun di Bima hanya Rp10.800 per kg.

“Kita mengecek harga setiap hari, maka manfaatkanlah data itu agar harga stabil di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa,” ujarnya.

Terkait dengan anjloknya sejumlah harga bapok di NTB, Nelly mengatakan saat ini beberapa komoditi seperti cabai dan tomat masih dalam masa panen, sehingga stok/pasokan melimpah. Hal itulah yang membuat harga turun drastis. Walaupun terjadi sedikit kenaikan, namun harga masih tergolong murah.

Untuk komoditi industri sebagian besar di datangkan dari pulau jawa seperti minyak goreng. Beberapa waktu lalu minyak goreng curah mengalami kenaikan harga dan sempat mengalami stok kosong di beberapa pasar tradisional.

Hal ini disebabkan karena tingginya permintaan pasar. Para distributor sudah mengajukan permintaan/DO namun pasokan tidak dapat begitu saja di datangkan karena harus mengikuti prosedur seperti kuota permintaan, jadwal keberangkatan dan sandar kapal tangker, dan sebagainya. Saat ini harga sudah kembali normal.(ris)

Artikel Yang Relevan

Iklan








Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut