Lombok (ekbisntb.com) – Kenaikan harga jagung yang kini mendekati Rp6.500 per kilogram membuat para peternak ayam petelur di Nusa Tenggara Barat (NTB) semakin terjepit. Di tengah harga telur yang stagnan, lonjakan harga pakan ini berpotensi menggulung usaha peternakan rakyat, terutama skala kecil dan menengah.

Ketua Perhimpunan Peternak Unggas (Petarung) NTB, Ervin Tanaka, menegaskan bahwa situasi saat ini cukup mengkhawatirkan. “Jagung sudah tembus Rp6.500 per kilogram di Lombok. Padahal NTB adalah daerah penghasil jagung, tapi harganya tetap mengikuti rata-rata nasional,” jelasnya.

Ervin meminta agar pemerintah segera turun tangan melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sebelum harga jagung makin tidak terkendali dan peternak gulung tikar. Ia mengingatkan bahwa situasi serupa pernah terjadi pada tahun 2023, ketika harga jagung mencapai Rp9.000 per kilogram dan banyak peternak mengalami kebangkrutan.
Menurutnya, harga ideal jagung untuk menjaga keseimbangan usaha berada di kisaran Rp5.000 per kilogram. Dengan harga tersebut, petani masih mendapatkan keuntungan wajar, sementara peternak ayam petelur tetap bisa bertahan. “Sekarang harga telur di Lombok masih di bawah Rp50.000 per peti. Harga tidak bisa ikut naik karena diatur pemerintah. Kalau dinaikkan, malah ditegur,” ungkap Ervin.
Kondisi ini paling memukul peternak kecil, yang merupakan mayoritas anggota Petarung NTB. Sebagian besar hanya memiliki 500 hingga 1.000 ekor ayam, dan sangat bergantung pada stabilitas harga pakan. “Mereka ini paling rentan. Kalau harga pakan terus naik, mereka pasti tidak bisa bertahan lama,” tambahnya.
Ervin mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk memberikan perlindungan harga terhadap pakan, terutama jagung, demi kelangsungan usaha peternak rakyat. Sebagai penutup, Ervin menekankan pentingnya stabilitas harga jagung agar pelaku usaha peternakan rakyat tidak semakin terpuruk. “Yang kami minta sederhana, supaya harga jagung bisa stabil atau turun sedikit, agar peternak punya napas untuk bertahan,” pungkasnya. (bul)