Lombok (ekbisntb.com) – Pemerintah Kota Mataram menegaskan komitmennya dalam membenahi transportasi publik serta mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif sebagai bagian dari visi kota yang maju, sejahtera, dan berkelanjutan. Hal itu disampaikan Plt Kepala bappeda Kota Mataram, H. M. Ramdani saat rapat kerja dengan DPRD Kota Mataram pada Jumat 11 Maret 2025.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu sorotan utama adalah penyediaan angkutan gratis bagi pelajar sebagai langkah awal merevitalisasi sistem transportasi umum. Program ini masuk dalam skema prioritas keempat dari inisiatif pembangunan Harum jilid 2.

“Transportasi publik yang memadai adalah syarat mutlak kota layak huni. Namun, tantangannya besar karena memerlukan investasi sarana dan prasarana yang signifikan serta subsidi dari pemerintah,” ujar Dani.
Dia mencontohkan Kota Solo sebagai rujukan sukses yang sudah melakukan studi banding, di mana keberhasilan transportasi publik didukung penuh oleh dana dari APBN. Dani mengatakan, bahwa kebijakan nasional, termasuk terkait inflasi dan ekspor-impor, tetap menjadi acuan utama. Meski produk industri Mataram belum masuk skala ekspor, arah pembangunan akan menyesuaikan dinamika nasional dan global.
Ditambahkan Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Mataram, Drs. HM. Zaini. Bahwa meskipun Mataram pernah memiliki dua bus besar dan halte di berbagai titik, upaya tersebut gagal dimaksimalkan akibat minimnya sosialisasi serta kurangnya integrasi trayek. Halte-halte yang dibangun melalui program nasional bahkan sempat dibongkar karena tidak berfungsi optimal.
“Ke depan, diperlukan terobosan kebijakan, integrasi dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), serta sinergi dengan kawasan hinterland agar jaringan transportasi dapat menjangkau wilayah sekitar Pulau Lombok,” lanjutnya.
Dalam kesempatan yang sama, anggota Komisi II DPRD Kota Mataram, IGB Hari Sudana Putra, SE., menekankan pentingnya upaya konkret mem-breakdown visi kota sebagai pusat pariwisata dan ekonomi kreatif. Tantangan muncul karena secara geografis, Mataram tidak memiliki banyak destinasi wisata alam, namun sektor ekonomi kreatif dinilai menjanjikan.
“Kita harus mendorong potensi lokal seperti industri gerabah, tenun, dan kopi-kopian hasil kreativitas anak muda. Ini perlu dibarengi dengan regulasi dan insentif bagi pelaku usaha kecil dan UMKM,” jelas Gus Arik, sapaan politisi Patai Demokrat ini.
Anggota dewan tiga periode ini juga menyoroti hilangnya sejumlah aset vital seperti pelabuhan, bandara, dan sekolah tinggi pariwisata yang kini berada di wilayah Lombok Tengah, serta potensi Praya menjadi ibu kota provinsi baru jika mendapatkan dukungan politik yang kuat. (fit)