Lombok (ekbisntb.com)- Program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu program Presiden terpilih Prabowo Subianto menjadi potensi yang bagus untuk pergerakan ekonomi daerah jika dilakukan dengan baik. Untuk menyiapkan program besar ini di tahun depan, Presiden telah menerbitkan Perpres No 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional.
Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan mengatakan, program makan bergizi gratis ini haruslah menggunakan produk lokal untuk memberi dampak ekonomi yang baik bagi petani dan pelaku usaha dalam daerah. Misalnya berang yang digunakan adalah beras lokal, bukan beras impor. Begitu juga dengan bahan pangan yang lainnya agar dibeli di petani dan peternak dalam daerah.
“Kita punya program yang bagus jika dikelola dengan baik yaitu makan gratis ini. Bagus buat petani. Syaratnya beras mana yang kita makan. Kalau pakai beras Vietnam (impor-red) untuk apa? Karena itu harus pakai produk lokal, baik beras, ayam, telur dan lainnya. Tapi kalau pakai beras Vietnam, maka akan lagi impor ugal-ugalan yang menguntungkan korporasi,” kata Johan Rosihan kepada wartawan, Selasa 10 september 2024 kemarin.
Menurut legislator dari Dapil I NTB ini, program makan gratis akan menimbulkan efek domino yang panjang terhadap petani serta pelaku usaha lokal. Namun demikian harus dipastikan betul bahwa bahan pangan yang digunakan adalah pangan lokal. “Saya berharap pemerintahan Prabowo kedepan harus betul-betul konsen dalam peningkatan produksi dalam negeri,” ujarnya.
NTB sebagai provinsi lumbung pangan telah mampu memenuhi kebutuhan pangannya, bahkan sampai bisa memenuhi kebutuhan daerah lain. Sepanjang 2024, target produksi padi di NTB sebanyak 1,4 juta ton gabah kering giling. Pada 2023 lalu, jumlah produksi padi daerah ini menyentuh angka 1,54 juta ton gabah kering giling. Begitu juga dengan produksi perikanan dan pangan lainnya sudah cukup melimpah, sehingga bisa dioptimalkan untuk program makan gratis ini.
Seperti diketahui, Badan Gizi Nasional akan dibekali dengan anggaran Rp 71 triliun dan target sasaran sekitar 80 juta anak di program makan gizi gratis ini. Dalam pelaksanaan program makan bergizi gratis diprediksi akan penuh tantangan di tingkat lapangan.
Sebelumnya, Asisten Deputi Ketahanan Gizi dan Promosi Kesehatan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Jelsi Natalia Marampa menyampaikan, program makan bergizi/sarapan bergizi gratis di sekolah dapat memupuk kebiasaan pola makan sehat dan bergizi sehingga mencegah obesitas dan potensi penyakit di masa dewasa.
“Selain itu, pemberian makanan di sekolah merupakan salah satu safety net paling umum karena dapat memberikan dukungan dan stabilitas harian yang dibutuhkan anak-anak dengan ekonomi rentan. Pemberian makanan di sekolah dapat berkontribusi mencegah dan melindungi masyarakat dari kemiskinan, kerentanan, dan pengucilan sosial,” ungkapnnya dikutip dari kemenkopmk.go.id.
Lebih lanjut, Jelsi menyampaikan, program pemberian makanan di sekolah yang dirancang dengan baik dan adil berkontribusi pada perkembangan anak melalui peningkatan durasi belajar siswa. Peningkatan ini berasal dari peningkatan pendaftaran; kehadiran yang lebih baik; dan berkurangnya angka putus sekolah.
Terdapat tiga opsi skema program makan bergizi/sarapan bergizi gratis yakni universal untuk semua siswa, mean-tested dengan mempertimbangkan kondisi tertentu, dan mean-tested dilanjutkan ke universal. Skema yang direkomendasikan adalah skema mean-tested dilanjutkan ke universal. Pada tahap ini pola pemberian program Makan Bergizi/Sarapan Bergizi Gratis lebih terukur dan hemat sebelum diperluas.
“Sumber pembiayaan untuk pelaksanaan program ini dapat menggunakan konsep pentahelix dengan melibatkan peran lintas sektor terutama mitra pemerintah dan pihak swasta,” ungkap Jelsi.(ris)