Lombok (ekbisntb.com) – Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) di Mataram mendorong para pelaku usaha kosmetik di Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk memproduksi sendiri produk mereka di daerah. Langkah ini dinilai penting agar proses pengawasan terhadap bahan yang digunakan lebih mudah dan aman bagi konsumen.

Kepala BBPOM Mataram, Yosef Dwi Irwan, mengatakan bahwa industri kosmetik memiliki potensi besar karena dibutuhkan hampir di setiap tahap kehidupan manusia.

“Kosmetik ini sangat potensial. Hampir setiap orang membutuhkannya mulai sejak lahir, anak-anak, dewasa, bahkan sampai meninggal pun ada yang menggunakan kosmetik,” ujarnya.
Menurut Yosef, masyarakat seringkali menganggap kosmetik hanya sebatas lipstik atau perona pipi. Padahal, sabun mandi, sampo, hingga wewangian juga termasuk produk kosmetik. Bahkan, dalam tradisi tertentu, kosmetik digunakan untuk merias jenazah sebelum pemakaman.
Ia menambahkan, kosmetik digunakan baik oleh perempuan maupun laki-laki, dengan fungsi mempercantik, memperindah, mewangikan, dan memperbaiki penampilan. Meski begitu, kosmetik berbeda dengan obat karena tidak memiliki fungsi penyembuhan.
Yosef menyoroti praktik sejumlah pelaku usaha di NTB yang masih memproduksi kosmetik melalui sistem kontrak atau maklon dengan pabrik di luar daerah. Dalam sistem ini, pengusaha hanya memesan dan memberi merek, sementara proses produksi sepenuhnya dilakukan pihak lain.
“Kalau pabriknya di luar, pelaku usaha kadang tidak tahu bahan apa saja yang dimasukkan. Tahu-tahu produk sudah jadi. Kalau ada masalah, yang kena duluan adalah nama brand mereka,” jelasnya.
Ia mengingatkan, tingginya permintaan pasar terhadap kosmetik pemutih atau membuat kulit glowing sering dimanfaatkan pihak tertentu dengan menambahkan bahan berbahaya seperti merkuri. Produk seperti ini rawan beredar terutama di penjualan online lewat platform media sosial seperti TikTok.
“Filter di media sosial itu luar biasa. Wajah kelihatan cantik dan menarik, sehingga konsumen tergiur. Padahal, kita tidak tahu apa kandungannya,” kata Yosef.
Dengan adanya fasilitas produksi sendiri di NTB, BBPOM Mataram berharap pelaku usaha dapat lebih mengontrol mutu dan keamanan produknya. Langkah ini juga memudahkan pengawasan karena proses produksi berada di bawah jangkauan langsung BBPOM.
“Kalau punya pabrik sendiri, mereka bisa tahu persis bahan yang digunakan. Ini juga akan menjaga brand mereka dari risiko produk berbahaya,” tegas Yosef.
BBPOM Mataram berkomitmen memberikan pendampingan teknis kepada pelaku usaha kosmetik yang ingin membangun fasilitas produksi sendiri. Harapannya, industri kosmetik lokal NTB bisa berkembang secara aman, berkualitas, dan berdaya saing tinggi.(bul)