Lombok (ekbisntb.com) – Kinerja sektor perbankan di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) pada triwulan II (TW-II) tahun 2025 mencatatkan perkembangan positif. Pertumbuhan kredit dan Dana Pihak Ketiga (DPK) menunjukkan tren yang menguat, mencerminkan aktivitas ekonomi masyarakat yang semakin bergairah.
Deputi Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Andhi Wahyu, mengungkapkan bahwa penyaluran kredit berdasarkan lokasi bank tumbuh sebesar 13,29% (year-on-year/yoy) hingga Mei 2025. Angka ini meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Pertumbuhan ini menunjukkan peningkatan intermediasi perbankan yang cukup kuat. Selain itu, dari sisi lokasi proyek, kredit juga tumbuh lebih tinggi, mencapai 16,6% (yoy),” ujar Andhi.
Ia menjelaskan, pertumbuhan kredit ditopang oleh kenaikan signifikan pada kredit investasi dan konsumsi, serta mulai membaiknya kredit modal kerja, yang menandakan pemulihan aktivitas bisnis dan investasi di daerah.
Peningkatan ini juga diiringi oleh rasio kredit bermasalah (NPL) yang masih terjaga dengan baik, yakni 2,37% berdasarkan lokasi bank dan 1,72% berdasarkan lokasi proyek, masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan,” imbuhnya.
Sementara itu, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 3,14% (yoy) hingga Mei 2025, dengan total nominal mencapai Rp48,32 triliun. Pertumbuhan DPK terutama didorong oleh peningkatan DPK dari sektor swasta, yang sebelumnya sempat terkontraksi pada triwulan I. DPK dari rumah tangga juga tetap mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 1,70% (yoy).
Dari sisi aset perbankan, tercatat mengalami pertumbuhan 11,50% (yoy), dengan nilai mencapai Rp87,37 triliun, mencerminkan semakin kuatnya fundamental keuangan lembaga perbankan di NTB.
Berdasarkan data lokasi bank, nominal kredit yang disalurkan tercatat sebesar Rp73,24 triliun, naik dari Rp71,47 triliun di triwulan I dan Rp68,91 triliun pada akhir 2024. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) berada pada angka 151,57%, sedangkan berdasarkan lokasi proyek mencapai 224,54%, menunjukkan tingginya tingkat penyaluran dana terhadap penghimpunan dana.
Namun demikian, dalam hal pangsa wilayah, NTB masih berada di bawah Bali. Bali mendominasi pangsa penyaluran kredit sebesar 46,19%, diikuti oleh NTB (33,27%) dan NTT (20,54%). Untuk penghimpunan DPK, Bali juga unggul dengan 67,73%, disusul NTB (18,38%) dan NTT (13,89%).
“Kondisi ini menunjukkan bahwa meskipun NTB belum menjadi yang terbesar dalam pangsa, tren pertumbuhannya sangat positif. Ini menjadi sinyal kuat bagi pelaku ekonomi dan sektor produktif untuk terus memanfaatkan momentum pemulihan ini,” pungkas Andhi.(bul)