spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaKeuanganKinerja BPR NTB Tumbuh Positif, Aset Tembus Rp1,1 Triliun

Kinerja BPR NTB Tumbuh Positif, Aset Tembus Rp1,1 Triliun

Lombok (ekbisntb.com) – PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) NTB Perseroda mencatat pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan dan berkelanjutan dalam tiga tahun terakhir, sejak penggabungan seluruh BPR milik pemerintah daerah di Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi satu entitas.

Hingga Mei 2025, sejumlah indikator keuangan utama seperti total aset, dana pihak ketiga (DPK), penyaluran kredit, dan laba bersih mengalami peningkatan tajam. Hal ini menegaskan posisi BPR NTB sebagai lembaga keuangan daerah yang kian solid.

- Iklan -

Direktur Utama BPR NTB, Sudharmana, menyatakan bahwa capaian tersebut merupakan hasil dari konsistensi dalam memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat serta pengelolaan yang sehat.

“Perjalanan tiga tahun terakhir adalah bukti komitmen kami dalam memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat NTB, sekaligus menjaga kesehatan finansial perusahaan,” ujarnya di Mataram, Senin 9 Juni 2025.

Berdasarkan laporan keuangan, total aset BPR NTB terus menunjukkan tren naik. Pada Desember 2022, aset tercatat sebesar Rp 883,10 miliar, naik menjadi Rp 1,002 triliun pada Desember 2023, dan mencapai Rp 1,088 triliun di akhir 2024. Per Mei 2025, total aset telah menembus Rp 1,101 triliun.

Sejalan dengan itu, penyaluran kredit juga meningkat dari Rp 738,68 miliar (Desember 2022) menjadi Rp 810,72 miliar (Desember 2023), dan mencapai Rp 989,21 miliar pada akhir 2024. Per Mei 2025, kredit yang disalurkan mencapai Rp 996,14 miliar.

“Peningkatan ini mencerminkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai mitra keuangan. Kami terus mendorong pembiayaan yang berkontribusi bagi ekonomi lokal,” jelas Sudharmana.

Dari sisi profitabilitas, laba bersih perusahaan juga mengalami lonjakan. Pada akhir 2022, laba bersih tercatat Rp 26,99 miliar, naik menjadi Rp 28,85 miliar di 2023, dan menembus Rp 35,33 miliar pada akhir 2024.

Sementara itu, DPK tumbuh dari Rp 577,16 miliar (2022) menjadi Rp 680,30 miliar (2023), dan mencapai Rp 752,46 miliar pada 2024.

“Peningkatan DPK merupakan indikator kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai tempat yang aman dan menguntungkan untuk berinvestasi,” imbuhnya.

BPR NTB juga menunjukkan kondisi keuangan yang sehat melalui berbagai rasio keuangan. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) tercatat stabil di atas ketentuan minimum, yakni 51,31% (2022), 52,48% (2023), dan 49,06% (2024), menunjukkan permodalan yang kuat.

Return on Asset (ROA) meningkat dari 3,04% pada 2022 menjadi 4,47% di 2024, sementara Return on Equity (ROE) naik dari 8,47% menjadi 13,92% pada periode yang sama.

“Angka-angka ini mencerminkan strategi bisnis yang tepat dan pengelolaan yang prudent. Kami akan terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan untuk mendorong kemajuan ekonomi NTB,” tutup Sudharmana. (bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan




Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut