Lombok (ekbisntb.com) – Gubernur NTB, Dr. H. Lalu. Muhammad Iqbal menyoroti tingginya angka kemiskinan di wilayah pesisir. Lebih dari 50 persen angka kemiskinan di NTB terpusat di kawasan pesisir, membentang dari Ampenan, Sekotong, Awang, Tanjung Luar, hingga Sape.
Melihat fakta itu, Gubernur Iqbal menegaskan bahwa strategi agromaritim akan menjadi kunci utama dalam upaya pengentasan kemiskinan, khususnya di kawasan pesisir.

Gubernur Iqbal menjelaskan bahwa kemiskinan ekstrem, ketahanan pangan, dan pariwisata merupakan tiga prioritas utama Pemprov NTB. Ketiganya memiliki korelasi erat dengan sektor kelautan dan pesisir.
“Untuk menyelesaikan tiga isu ini, melalui agromaritim, semuanya bisa diselesaikan bersamaan dalam satu program,” ujar Iqbal.
Iqbal mengidentifikasi bahwa sebagian besar nelayan di NTB adalah nelayan pesisir, yang hanya menangkap ikan-ikan pantai atau ikan karang, berbeda dengan nelayan ocean going yang mampu menangkap ikan berukuran besar seperti tuna. Oleh karena itu, Pemprov NTB akan mengarahkan fokus pada budidaya perikanan.
“Arahnya di NTB lebih cocok kepada budidaya. Karena masyarakat kita adalah masyarakat pantai, bukan masyarakat yang mengarungi samudera seperti orang Bugis, orang Buton yang langsung menangkap ke Samudera. Merubah kultur masyarakat ini kan tidak mudah,” jelasnya.
Menurut Iqbal, NTB memiliki potensi besar dalam budidaya perikanan. Kualitas air di pantai-pantai NTB sangat baik, didukung oleh ketersediaan sumber daya manusia yang melimpah. Dengan demikian, sistem padat karya dapat diterapkan secara efektif dalam sektor budidaya perikanan, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Saat ini budidaya komoditas kelautan perikanan menurut gubernur belum massif dilakukan di NTB. Budidaya yang dilakukan di NTB masih terfokus pada rumput laut, dan udang vaname, itupun belum bisa.
Padahal, masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan budidayanya. Ada ikan napoleon, ada ikan kerapu, nila, lobster juga budidayanya masih skala uji coba, belum sekala besar. semua itu butuh ekosistem.
Gubernur kemudian menceritakan, bagaimana berjayanya Norwegia dan menjadi negara paling kaya di dunia. Dalam diskusi dengan salah seorang professor ahli koperasi di Norwegia saat ini aktif di Kemlu , gubernur menceritakan pertanyaannya kepada professor dimaksud. Mengapa Norwegia sejaya ini?
“Iqbal, dulu kita hidup dari berburu ke hutan. Semakin tingginya kebutuhan, kemudian kami terfikir untuk melakukan budidaya Salmon. Dan kami beternak Salmon pada posisi yang sangat sulit dilakukan di laut dalam dan dingin. Itu untuk menjaga cita rasa salmon tetap berkualitas, sehingga itu yang membedakannya dengan salmon biasa. Itu kata profesornya. Dan sekarang 30 persen sumbangan produk Salmon terhadap perekonomian Norwegia. Dari situlah saya berfikir membangun visi misi dengan bu Wagub di agromaritim,” ungkap gubernur.
Karena itu, dalam upaya mengimplementasikan strategi ini, Gubernur Iqbal menekankan pentingnya kolaborasi dan pendekatan berbasis sains.
“Yang dibutuhkan sekarang kolaborasi, ke depan kita butuh pendekatan-pendekatan sains, karena itu kita butuh dan kita akan melibatkan akademisi ke dalam proses pembuatan kebijakan,” tegasnya.
Pendekatan ini akan mengadopsi konsep pentahelik, yang tidak hanya melibatkan akademisi tetapi juga dunia usaha.
“Bukan saja kita akan libatkan akademis, tapi dunia usaha juga harus dilibatkan,” tambahnya.
Gubernur Iqbal menyampaikan dalam beberapa waktu kedepan akan mengumumkan target spesifik di sektor maritim. Ia juga menyoroti perubahan paradigma dalam perencanaan program. Selama ini, perencanaan seringkali didasarkan pada besaran anggaran yang tersedia, kemudian program disesuaikan. Namun, di bawah kepemimpinannya, ia menginstruksikan untuk menentukan apa yang diinginkan dan dibutuhkan terlebih dahulu, tanpa terpaku pada anggaran awal.
“Sekarang kita simulasi terus, enggak usah kita pikir budget, tetapkan saja apa yang kita mau dan apa yang kita butuhkan untuk mencapai kemauan kita itu, budget bisa kita upayakan dari berbagai sumber. Itu yang harus kita pikirkan sama-sama,” katanya menegaskan komitmen kuat Pemprov NTB dalam mengatasi persoalan kemiskinan di pesisir melalui inovasi dan kolaborasi.(bul)