Lombok (ekbisntb.com) – Terpuruknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam beberapa pekan terakhir rupanya membawa berkah tersendiri bagi para pedagang valuta asing (valas) di Kota Mataram. Sebaliknya, kondisi ini mendorong sebagian masyarakat untuk mencairkan simpanan mata uang asing mereka.
Ketua Asosiasi Pedagang Valuta Asing (APVA) NTB, Darda Subarda, mengungkapkan bahwa pelemahan rupiah telah memicu lonjakan aktivitas penukaran uang asing hingga mencapai sekitar 25 persen dibandingkan hari-hari biasa.

“Sebagai pengusaha, kondisi ini tentu sangat menguntungkan. Namun, sebagai warga negara, idealnya kita sebenarnya prihatin dengan nilai rupiah yang melemah seperti sekarang ini. Ini berarti ada imbas atau efek yang kurang baik terhadap perekonomian secara keseluruhan,” ujar Darda, pemilik usaha penukaran Valuta Asing (Valas) Tri Dharma Valuta, Kamis, 10 April 2025.
Lebih lanjut, Darda menjelaskan bahwa mata uang yang paling banyak ditransaksikan saat ini adalah dolar Amerika Serikat dan euro. Fenomena ini dipicu oleh banyaknya warga yang sebelumnya menyimpan mata uang asing dan kini mulai menukarkannya menjadi rupiah di tengah kondisi inflasi.
Meski terjadi peningkatan transaksi, Darda menegaskan bahwa para pedagang valas, termasuk tempat usahanya, tidak pernah berspekulasi dengan menyimpan stok mata uang asing dalam jumlah besar.
“Kami tidak pernah gembling dalam artian tidak pernah menyimpan barang atau menyetok. Begitu kami mendapatkan mata uang asing dari pelanggan, jika bank masih menerima, kami langsung melepaskannya,” jelasnya.
Kondisi ini menunjukkan bahwa peningkatan transaksi lebih disebabkan oleh kebutuhan masyarakat untuk menukar simpanan valas mereka di tengah pelemahan rupiah, bukan karena para pedagang valas memanfaatkan situasi untuk menimbun mata uang asing.(don)