Lombok (ekbisntb.com) – PT Bank Perekonomian Rakyat (BPR) NTB Perseroda menunjukkan pertumbuhan kinerja keuangan yang signifikan dan berkelanjutan selama tiga tahun terakhir pasca digabungnya seluruh BPR milik pemerintah daerah di NTB menjadi satu.
Hingga Mei 2025, terjadi peningkatan drastis dalam total aset, dana pihak ketiga, penyaluran kredit, dan laba bersih, menegaskan posisi BPR NTB sebagai lembaga keuangan yang semakin kuat di NTB.

Direktur Utama BPR NTB, Sudharmana menyatakan optimis terhadap capaian ini.
“Perjalanan tiga tahun terakhir adalah bukti komitmen kami dalam memberikan layanan keuangan terbaik bagi masyarakat NTB, sekaligus menjaga kesehatan finansial perusahaan,” ujar Sudharmana di Mataram, Senin 9 Juni 2025.
Berdasarkan laporan kinerja, total aset BPR NTB terus melonjak. Pada Desember 2022, total aset tercatat Rp 883,104 miliar, meningkat menjadi Rp 1,002 triliun pada Desember 2023, dan mencapai Rp 1,088 triliun pada akhir Desember 2024. Bahkan, per Mei 2025, total aset BPR NTB telah menyentuh angka Rp 1,101 triliun.
Sejalan dengan pertumbuhan aset, penyaluran kredit kepada masyarakat juga menunjukkan peningkatan yang signifikan. Kredit yang diberikan tercatat Rp 738,683 miliar pada Desember 2022, naik menjadi Rp 810,729 miliar pada Desember 2023, dan mencapai Rp 989,219 miliar pada Desember 2024. Per Mei 2025, kredit yang disalurkan mencapai Rp 996,149 miliar, menunjukkan kembali momentum positif di awal tahun.
“Peningkatan penyaluran kredit ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai mitra keuangan mereka. Ini juga sejalan dengan misi kami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal,” jelas Sudharmana.
Kinerja positif juga tercermin dari peningkatan laba bersih. Dari Rp 26,991 miliar pada Desember 2022, laba bersih melonjak menjadi Rp 28,859 miliar pada Desember 2023, dan mencapai puncaknya di Rp 35,328 miliar pada akhir Desember 2024.
Dana Pihak Ketiga (DPK) juga menunjukkan pertumbuhan yang stabil, dari Rp 577,160 miliar pada Desember 2022 menjadi Rp 680,302 miliar pada Desember 2023, dan menembus Rp 752,462 miliar pada Desember 2024.
“Peningkatan dana pihak ketiga adalah indikator kepercayaan masyarakat terhadap BPR NTB sebagai tempat yang aman dan menguntungkan untuk berinvestasi. Ini juga modal penting bagi kami untuk terus menyalurkan pembiayaan,” kata Sudharmana.
Selain angka absolut, rasio keuangan BPR NTB juga menunjukkan kondisi yang sangat sehat dan terjaga. Rasio Kewajiban Penyedia Modal Minimum (KPMM) tetap stabil di atas batas ketentuan, yakni 51,31% (Des 2022), 52,48% (Des 2023), dan 49,06% (Des 2024), menunjukkan permodalan yang kuat.
Rasio kualitas aset juga patut diacungi jempol.
Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE) juga menunjukkan tren positif, menandakan efisiensi dan profitabilitas perusahaan yang baik. ROA meningkat dari 3,04% (Des 2022) menjadi 4,47% (Des 2024), sementara ROE naik dari 8,47% (Des 2022) menjadi 13,92% (Des 2024).
“Angka-angka ini adalah cerminan dari strategi bisnis yang tepat dan pengelolaan yang prudent. Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperluas jangkauan layanan demi kemajuan ekonomi NTB dan kesejahteraan masyarakat,” demikian Sudharmana.(bul)