Dompu (ekbisntb.com) – Penuntasan kasus Tuberkulosis (TBC) masih dalam program prioritas nasional untuk dituntaskan pada kepemimpinan H Prabowo Subianto – Gibran Raka Buming Raka. Upaya penuntasan kasus TBC di Dompu juga sudah massif dilakukan dengan pelibatan lintas sektor sejak 2023. Namun pelibatan Pemerintah desa (Pemdes) masih harus dipacu untuk screening kasus dan penyembuhannya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Omiyati Fatimah, S.Sos, MPH mengungkapkan, Dompu telah memiliki Peraturan Bupati (Perbup) No 38 tahun 2023 tentang penanggulangan Tuberkulosis di Kabupaten Dompu. Tim penanggulangan juga sudah dibentuk pada tahun 2023, sehingga penanggulangan penyakit TBC di Kabupaten Dompu sudah massif dilakukan dengan melibatkan lintas sektor. “Karena penanggulangan TBC ini masuk dalam SPM (standar pelayanan minimum) Kesehatan,” katanya.

Berbagai inovasi dilakukan jajaran Kesehatan Kabupaten Dompu dalam mempromosi dan melakukan screening terhadap warga yang terindikasi menderita TBC dan dengan kesembuhan di atas target. “Dengan pelibatan lintas sektor dan didukung regulasi (Perbup), target SPM kita sudah meningkat,” ungkapnya.
Pada 2023, target sasaran screening terduga TBC sebanyak 4.590 orang dan berhasil discreening sebanyak 4.143 orang atau 90,26 persen. Pada 2024 targetnya 3.824 orang dan berhasil discreening sebanyak 6.227 orang atau 162,84 persen.
Sementara kasus positif hasil screening dari target 945 tercapai 65,08 persen pada tahun 2023. Pada 2024 ditargetkan 787 kasus positif, terealisasi 643 orang atau 81,70 persen. Untuk angka kesembuhannya di tahun 2023 mencapai 94,2 persen dari target 90 persen. Begitu juga dengan tahun 2024 dari target 90 persen kesembuhan, tercapai hingga 95,06 persen. “Semakin banyak orang yang dideteksi, itu semakin bagus. Karena kita bisa lakukan pengobatan,” kata Omiyati Fatimah.
Kepala Bidang Pelayanan, Pencegahan, dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Hj Maria Ulfah, SST., M.Kes yang dihubungi terpisah mengatakan, dengan dijadikan dalam salah satu program prioritas nasional untuk ditangani akan semakin baik bagi perwujudan Masyarakat yang sehat. Dengan Upaya yang dilakukan selama ini saja, berhasil meningkatkan capaian penanganan kasus TBC di Kabupaten Dompu.
“Harapannya sih agar ditambah anggarannya. Kalau kita di kabupaten sudah ada anggaran dan di Puskesmas tergantung penganggarannya. Yang kita harapkan itu dari desa. Mereka diharapkan bisa mengalokasikan di Dana Desa-nya,” kata Hj Maria Ulfah.
Dikatakan Hj Maria Ulfah, baru sebagian kecil desa di Dompu yang mengalokasikan anggaran untuk sosialisasi TBC di APBDes-nya. Harapannya minimal 30 persen desa se Kabupaten Dompu dapat menganggarkan untuk kegiatan sosialisasi dan kader pendamping minum obat (PMO) pada pasien positif. “Walaupun tidak banyak penderita positif TBC yang tidak teratur minim obat selama 6 bulan, tapi kasusnya ada. Ini yang kita hindari agar tidak terjadi kekebalan obat,” harapnya.
Ketika itu bisa dipenuhi, Hj Maria Ulfah mengatakan, Kabupaten Dompu bakal meraih ATM Award. Yaitu penghargaan terhadap Upaya penanggulangan penyakit Aids, TBC, dan Malaria (ATM). Untuk kasus Malaria sendiri, Kabupaten Dompu sudah dinyatakan eliminasi atau bebas. Kalau pun ada, itu merupakan kasus impor. Kasus yang terjangkit dari luar daerah dan menderita sakitnya di Dompu. (ula)