spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBBPKP Evaluasi Pemanfaatan Bendungan di NTB

BPKP Evaluasi Pemanfaatan Bendungan di NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB terus memantau pelaksanaan pembangunan dan manfaat dari proyek yang dilaksanakan di NTB, khususnya pengawasan pemanfaatan bendungan-bendungan yang dibangun di NTB. Apakah keberadaan bendungan yang dibangun ini mampu mendukung NTB sebagai salah satu lumbung pangan nasional, sehingga mampu menjaga ketahanan pangan nasional.

Demikian disampaikan Kepala Perwakilan BPKP NTB Mudzakir, pada Focus Group Discussion (FGD) mengenai “Evaluasi Manfaat Proyek Strategis Nasional Bendungan di Provinsi NTB” di Kantor Bupati Kabupaten Sumbawa, Rabu 4 Desember 2024 lalu. Hadir pada kesempatan ini dari Balai Wilayah Sungai (BWS) I Nusa Tenggara dan jajaran Pemerintah Kabupaten Sumbawa.

- Iklan -

Menurutnya, di NTB terdapat 76 bendungan yang sudah beroperasi di NTB dan 1 bendungan dalam proses konstruksi. Sementara 6 di antaranya merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN), yakni Bendungan Tanju dan Bendungan Mila di Kabupaten Dompu, Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk di Kabupaten Sumbawa Barat, Beringin Sila di Kabupaten Sumbawa, serta Bendungan Meninting di Kabupaten Lombok Barat.

Perwakilan BPKP Provinsi NTB, ujarnya, telah melakukan pengawasan secara berkala setiap triwulan guna mengawal proses dan kebermanfaatan bendungan PSN. Hal yang perlu menjadi perhatian adalah menyangkut aspek pemanfaatan bendungan yang telah terbangun.  Diakuinya, tiga bendungan besar PSN di Pulau sumbawa, yaitu Bintang Bano, Tiu Suntuk dan Beringin Sila, dari segi volume tampungan total, menyumbang sebanyak 36,72% dari seluruh bendungan yang ada di Provinsi NTB. Sementara dari fungsi irigasi, ketiga bendungan ini mengairi 10,92% dari total 57.330,28 hektar pertanian dan perkebunan. Untuk itu, harapnya pentingnya kolaborasi para pihak dari berbagai sektor dalam pemanfaatan bendungan.

Sementara Koordinator Pengawasan Bidang Instansi Pemerintah Pusat (Korwasbid IPP) Perwakilan BPKP Provinsi NTB, Moh Fazlurrahman, menegaskan isu pentingnya evaluasi dampak dan perlunya upaya pengoptimalan pemanfaatan bendungan di berbagai aspek. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sumbawa Barat, tren produktivitas komoditas padi Sumbawa dan Sumbawa Barat menurun dalam 3 tahun terakhir, disusul meningkatnya produktivitas jagung.

Adapun pemanfaatan bendungan dapat mengoptimalkan sektor pertanian, meliputi optimalisasi sistem irigasi, pengelolaan air berkelanjutan, pemeliharaan dan perbaikan infrastruktur bendungan, diversifikasi penggunaan air, serta pengelolaan banjir dan kekeringan. Di samping itu, diharapkan ketiga bendungan tersebut mampu meningkatkan sektor pariwisata sebagaimana Perda Nomor 12 Tahun 2020 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (Ripparda) Kabupaten Sumbawa Barat Tahun 2020-2025 dan Perda Nomor 6 Tahun 2018 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan (RIPK) Tahun 2018-2027 di Kabupaten Sumbawa.

Meski, Bendungan Beringin Sila dan Tiu Suntuk belum ada pada Ripparda, ujarnya, secara garis besar, BWS Nusa Tenggara I telah membuat Nota Kesepahaman dengan Pemerintah KSB mengenai pengelolaan dan pemanfaatan lahan Bendungan Bintang Bano dan Tiu Suntuk sebagai destinasi pariwisata pada tanggal 21 Mei 2024, namun pada Bendungan Beringin Sila masih belum disusun Nota Kesepahaman lebih lanjut.

Sementara Kepala Dinas PUPR Kabupaten Sumbawa Dian Sidharta, ST, MM, .menyampaikan regulasi pemanfaatan lahan telah disusun bersama dengan turunannya sedangkan terkait dengan pangan, di Beringin Sila, masih membutuhkan saluran sekunder dan tersier untuk dapat menyalurkan air ke masyarakat dalam rangka membantu peningkatan pengolahan lahan pertanian untuk peningkatan pangan.

Diakuinya, belum terakomodirnya pemanfaatan Beringin Sila dalam sektor pariwisata disebabkan belum masuk ke dokumen Ripparda. Namun secara umum, wilayah Beringin Sila termasuk ke dalam wilayah strategis pengembangan pariwisata dalam zona KSPK KBT (Kawasan Strategis Pariwisata Kabupaten Keramat, Bedil, Temudong), meski tidak disebutkan secara eksplisit.

Sedangkan mengenai pembangunan atraksi, aksesibilitas, akomodasi, dan aktivitas kepariwisataan pada kawasan Beringin Sila, sedang dilakukan pembahasan secara intensif bersamaan dengan pengembangan wilayah Pantai Gelora. Senada dengan hal tersebut, pengembangan kawasan Bintang Bano dan Tiu Suntuk juga diperlukan pada kawasan pariwisata. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan






Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut