Lombok (ekbisntb.com) –

Manuel Yoel Sanjaya, pemuda berprestasi asal Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi perwakilan daerah pada Forum Anak Nasional (FAN), tampil sebagai narasumber dalam Program SPADA (Suara Pemuda Berkarya), hasil kolaborasi RRI Pro 2 Mataram dengan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB.
Dalam sesi berbagi, Yoel menekankan pentingnya peran Forum Anak sebagai wadah aspirasi dan edukasi bagi generasi muda. Ia menyoroti persoalan maraknya praktik pernikahan usia anak atau merariq kodeq yang menurutnya membawa dampak serius terhadap pendidikan dan kesehatan anak-anak di NTB.
“Banyak pelajar yang putus sekolah dan anak-anak yang dilahirkan mengalami stunting karena orang tua mereka menikah di usia yang masih sangat muda,” ungkap Yoel dalam keterangan yang diterima Senin (6/10/2025).
Ia menjelaskan, anak yang menikah di usia dini sering kali belum siap secara fisik maupun mental untuk menghadapi proses kehamilan dan persalinan, sehingga berisiko melahirkan anak dengan kondisi gizi buruk maupun tumbuh kembang terhambat. Selain itu, pernikahan anak juga menyebabkan hilangnya hak pendidikan bagi banyak remaja.
Menurut Yoel, Forum Anak hadir sebagai salah satu solusi dalam menekan angka pernikahan usia anak di NTB melalui peran sebagai agen 2P (Pelopor dan Pelapor). Forum Anak kerap melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi mengenai bahaya pernikahan dini sekaligus mendorong anak-anak agar terlibat dalam kegiatan positif.
Selain membahas isu sosial, Yoel juga berbagi pengalaman pribadi dalam menyeimbangkan prestasi akademik, organisasi, dan kegiatan non-akademik. Ia tercatat meraih berbagai penghargaan, di antaranya Medali Emas Olimpiade Sains Indonesia, Medali Perak Olimpiade Matematika, hingga Juara III Gala Siswa Indonesia.
Yoel juga menyampaikan pesan khusus bagi para orang tua dan anak-anak NTB. “Ayah dan Bunda, ayo dorong anak-anak bukan ke pernikahan usia anak, tetapi ke kegiatan positif seperti Forum Anak. Dan buat anak-anak NTB, mari bersama ubah pola pikir kita. Pernikahan usia anak hanya akan menambah angka stunting dan kemiskinan,” sarannya. (ham)









