26.5 C
Mataram
BerandaBerandaBGL Sepakat Suplai 2.000 Ton Porang untuk Pabrik di Lombok Timur

BGL Sepakat Suplai 2.000 Ton Porang untuk Pabrik di Lombok Timur

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

Koperasi (porang) Berkah Gumi Lombok (BGL) Kabupaten Lombok Utara (KLU), sepakat dengan PT Sanindo Pangan Rinjani (SPR) di Kabupaten Lombok Timur, untuk menyuplai bahan baku porang pada tahun 2026 mendatang. Jumlah bahan baku yang disiapkan BGL mencapai 2.000 ton.

Hal tersebut diakui Ketua BGL KLU, Putra Anom, Senin 6 Oktober 2025. Ia mengatakan, kesepakatan suplai bahan baku Porang telah terjalin antara Koperasi dan PT. SPR pada Minggu 5 Oktober 2025 di kawasan wisata Senaru, Kecamatan Bayan.

“PKS (perjanjian kerjasama) sudah terjalin untuk suplai 2.000 ton. Petani yang tergabung dalam Koperasi akan memulai suplai saat panen raya tahun 2026,” ujar Putra Anom.

Ia menjelaskan, kerja sama BGL dengan pabrik porang masih harus diikuti oleh persyaratan berupa rekomendasi pengajuan sertifikasi lahan petani. BGL dalam hal ini, masih menunggu langkah Pemda melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) untuk mendata dan memproses sertifikasi lahan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Provinsi NTB.

Anom menegaskan, persyaratan di PKS masih bisa menyusul seperti Sertifikasi Lahan petani. Idealnya syarat ini sudah terselesaikan karena sejak 2018 yang sudah disuarakan. Terlebih lagi, Kementerian Pertanian sudah mengeluarkan Himbauan dan aturan, dimana semua komuditas pertanian di Indonesia yang menjadi Komoditas Ekspor wajib disertai Sertifikasi  Lahan Petani.

“Kenapa kami dari BGL gerak cepat karena pabrik Porang Lotim bukan sekedar membuka peluang kerja sama di NTB, tetapi memungkinkan secara Nasional khususnya Indonesia wilayah Timur.”

“Artinya sebagai sumber komoditi Porang terbesar di NTB, 60 persen produksi bahan baku datang dari KLU. Kita tidak boleh sekedar jadi penulis sejarah Porang apa lagi jadi penonton,” terangnya.

Ia menambahkan, PKS dengan PT. SPR menjadi momentum bangkitnya ekonomi petani porang. Bahkan dengan kerjasama ini, BGL bisa mengembangkan potensi tambahan area budidaya maupun jumlah petani Porang di beberapa kecamatan.

“Kontrak 2.000 ton itu hanya berlaku selama satu musim dengan harga terendah yang sudah disepakati dan harga tertinggi mengikuti Pasaran Nasional,” tandasnya. (ari)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut