Mataram (ekbisntb.com) – Mendatangkan investasi dalam jumlah besar menjadi target pemerintah, baik pusat, provinsi hingga kabupaten/kota. Begitu juga di NTB dengan potensi yang besar, membutuhkan investor yang serius untuk menanamkan investasinya. Sebagai contoh, pada tahun 2024, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) realisasi investasi semester I ditargetkan sebesar Rp25,4 triliun. Namun, target ini berhasil terlampaui dengan realisasi sebesar Rp25,54 triliun.
Demikian disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTB Wahyu Hidayat, S.STP., M.AP., kepada wartawan saat memberikan keterangan, Selasa 6 Agustus 2024.
Meski pihaknya berhasil melampaui target realisasi investasi sesuai RPJMD, DPMPTSP masih harus terus meningkatkan realisasi investasi hingga akhir tahun. Pasalnya, pihaknya masih memiliki beban memenuhi target dari pemerintah pusat tahun 2024 untuk NTB sebesar Rp26,9 triliun atau baru 95 persen. Untuk itu, pihaknya bersama jajaran DPMPTSP terus berusaha meningkatkan investasi dan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota serta instansi teknis lainnya agar realisasi investasi pada semester berikutnya bisa lebih baik.
Realisasi investasi sebesar Rp25,54 triliun ini, ungkapnya, Sebagian besar berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN sebesar Rp21,89 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp3,64 triliun lebih. Pihaknya bersyukur, minat investor nasional berinvestasi di NTB cukup tinggi dibandingkan dengan investor asing.
Dari data yang dimiliki, realisasi investasi pada semester I 2024 paling besar didongkrak sektor pertambangan atau Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mencapai Rp18,014 triliun. Disusul sektor perindustrian sebesar Rp4,73 triliun, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar Rp1,206 triliun, sektor perdagangan dan lainnya.
‘’Untuk sektor ESDM atau pertambangan sebesar Rp18,014 triliun, terdiri dari PMDN Rp15,41 triliun dan PMA Rp2,59 triliun. Sektor perindustrian sebesar Rp4,73 triliun yang terdiri dari PMDN Rp4,69 triliun dan PMA sebesar Rp41,604 miliar. Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif sebesar Rp1,206 triliun, terdiri dari PMDN Rp363,25 miliar dan PMA Rp843,114 miliar,’’ jelasnya.
Sektor yang juga menyumbang besar untuk investasi tahun 2024, tambahnya, adalah perdagangan sebesar Rp940,57 miliar, terdiri dari PMDN Rp825,954 miliar dan PMA Rp114,621 miliar. Sementara sektor transportasi sebesar Rp187,28 miliar yang terdiri dari PMDN Rp187,251 miliar dan PMA Rp35 juta, kemudian ketenagakerjaan dengan Rp 175,114 miliar, terdiri dari PMDN sebesar Rp169,693 miliar dan PMA sebesar Rp5,420 miliar.
Disinggung kabupaten/kota yang tertinggi realisasi investasinya, mantan Kabag Protokol pada Biro Administrasi dan Pimpinan Setda NTB ini menyebut ada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang menembus angka Rp21,94 triliun lebih. Investasi ini terdiri dari PMDN sebesar Rp19,759 triliun dan PMA sebesar Rp2,184 triliun. Realisasi investasi di KSB didongkrak sektor pertambangan. Dan saat ini, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) sedang mempercepat pembangunan smelter tembaga di KSB yang ditargetkan rampung tahun 2024 ini.
Sementara realisasi investasi tertinggi kedua berada di Kota Mataram, sebesar Rp654 miliar. Terdiri dari PMDN Rp595 miliar dan PMA Rp59 miliar disusul Kabupaten Sumbawa sebesar Rp601 miliar, terdiri dari PMDN Rp551,7 miliar dan PMA Rp49,8 miliar. Sedangkan daerah yang terendah realisasi investasinya, ujarnya, ada di Kota Bima dan Kabupaten Bima, yaitu Rp68 miliar dan Rp57 miliar.
Meski demikian, ujarnya, DPMPTSP NTB tidak akan berhenti pada angka 100 persen realisasi investasi. Pihaknya bakal berkolaborasi dengan pemerintah pusat, pelaku usaha, termasuk media massa agar realisasi investasi di NTB semakin meningkat dan semakin baik dari waktu ke waktu. Termasuk berkoordinasi dengan pemerintah daerah yang angka investasinya kecil agar ke depan, investasi di Kota Bima hingga Kabupaten Bima bisa meningkat. (ham)