Mataram (Ekbis NTB) – Ekonomi Provinsi NTB di triwulan I-2024 dibanding triwulan I-2023 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 4,75 persen. Pertumbuhan terjadi pada 16 lapangan usaha dan hanya satu lapangan usaha yang mengalami kontraksi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi NTB Wahyudin mengatakan, lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan signifikan di Provinsi NTB pada triwulan I kemarin yaitu pertambangan dan penggalian sebesar 12,48 persen, lapangan usaha konstruksi sebesar 9,46 persen dan administrasi aemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 8,71 persen.
“Selanjutnya, lapangan usaha Informasi dan komunikasi tumbuh sebesar 8,16 persen, pengadaan listrik dan gas sebesar 6,50 persen dan jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 6,37 persen. Adapun lapangan usaha yang terkontraksi yaitu pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 4,13 persen,” ujar Wahyudin saat menyampaikan Berita Resmi Statistik (BRS) yang dirilis Senin 6 Mei 2024.
Adapun pertumbuhan ekonomi triwulan I-2023 terhadap triwulan IV-2023 (q-to-q) ekonomi NTB mengalami kontraksi sebesar 1,36 persen. Pertumbuhan terjadi pada lima lapangan usaha, sedangkan 12 lapangan usaha lainnya terkontraksi. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan adalah pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 5,55 persen; pengadaan listrik dan gas sebesar 4,35 persen; dan jasa perusahaan sebesar 1,78 persen.
Di sisi lain, tiga lapangan usaha yang mengalami kontraksi cukup dalam adalah industri pengolahan sebesar 16,62 persen, diikuti oleh administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 6,51 persen; dan pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 5,30 persen.
Wahyudin menerangkan, struktur PDRB Nusa Tenggara Barat menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku sedikit mengalami perubahan dibandingkan triwulan IV-2023. Perekonomian NTB Triwulan I-2024 didominasi oleh lapangan usaha pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 21,13 persen; pertambangan dan penggalian sebesar 21,10 persen; perdagangan besar dan eceran; reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 14,01 persen; dan konstruksi sebesar 9,43 persen.
“Peranan keempat lapangan usaha tersebut dalam perekonomian Nusa Tenggara Barat mencapai 65,67 persen,” ujarnya.(ris)