26.5 C
Mataram
BerandaBlogWakili Indonesia dalam Program AFS Global STEM Academies 2025

Wakili Indonesia dalam Program AFS Global STEM Academies 2025

Lombok (ekbisntb.com) –

- Iklan -

YURI Hanif Ramadhana,  seorang pelajar asal NTB. Remaja yang akrab disapa Yuri ini baru saja pulang membawa segudang pengalaman berharga usai menjadi delegasi Indonesia dalam Program AFS Global STEM Academies 2025 di India.

Kisah perjalanannya menjadi sorotan dalam Program SPADA (Suara Pemuda Berkarya), sebuah kolaborasi inspiratif antara RRI Pro 2 Mataram dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) NTB. Dalam sesi berbagi yang penuh antusiasme itu, Yuri membuka cerita tentang “India-nya” — bukan sekadar perjalanan, tapi pengalaman hidup yang membentuk karakter dan membuka pandangan globalnya.

 “Selama sebulan di India, saya belajar bukan hanya tentang sains dan teknologi, tapi juga tentang nilai-nilai sosial dan bagaimana menjadi manusia yang lebih terbuka terhadap keberagaman,” ujar Yuri penuh semangat dalam keterangan yang diterima, Sabtu (4/10/2025).

Program AFS Global STEM Academies merupakan ajang prestisius yang mempertemukan pelajar dari berbagai negara untuk belajar tentang energi terbarukan, kepemimpinan, berpikir kritis, dan toleransi. Tahun ini, ada empat negara tujuan: China, India, Brazil, dan Mesir. Yuri menjadi satu dari beberapa pelajar Indonesia yang berhasil lolos ke program di India — setelah melewati seleksi ketat dari ratusan pendaftar.

“Setiap tahap seleksi punya tantangan sendiri, mulai dari berkas, essay, sampai wawancara. Tapi kuncinya adalah bagaimana membuat juri tertarik dengan keunikan diri kita,” tuturnya.

Menurut Yuri, kemampuan berbahasa Inggris, pemikiran kritis, dan keterampilan komunikasi sosial menjadi modal utama. Ia percaya, kombinasi antara prestasi akademik dan non-akademik adalah kunci agar pelajar Indonesia bisa bersaing di tingkat global.

Selama di India, Yuri bersekolah di Emerald Heights International School, sekolah terbaik kedua di negara itu. Ia tinggal bersama keluarga Kanchwala di kota Indore, yang dikenal sebagai kota terbersih di India.

“Teman-teman jangan kecewa, karena aku tinggalnya di India bagian kerennya,” ucap Yuri sambil tertawa.

Hari-harinya dipenuhi dengan kegiatan belajar, diskusi lintas budaya, hingga kunjungan edukatif ke museum, laboratorium, rumah sakit, dan perusahaan teknologi. Namun, momen yang paling membekas bagi Yuri justru bukan di ruang kelas, melainkan saat bernyanyi dan menari bersama pelajar dari Hungaria, Jepang, Spanyol, dan Amerika Serikat di dalam bus sekolah.

“Kami bertukar cerita tentang politik, budaya, dan kehidupan di negara masing-masing. Momen kecil itu sangat berharga,” katanya.

Sebagai bagian dari program, setiap peserta diminta membuat capstone project — proyek sosial berbasis solusi nyata. Yuri memilih isu lingkungan dengan gagasan bertajuk “WasteToGo: Aplikasi Sistem Pengangkutan Sampah Terintegrasi.”

Setibanya di Indonesia, ide itu ia kembangkan dalam Wikithon Partisipasi Publik yang diselenggarakan oleh BasaNTB, hingga lahirlah konsep “Lariq Beleq: Sistem Truk Segregasi Sampah”, yang membawanya menjadi pemenang lomba.  “Saya ingin ide ini benar-benar bisa diterapkan, supaya penanganan sampah di NTB lebih efisien dan berbasis teknologi,” harapnya. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut