SEMENTARA itu, tiga maskapai nasional telah mengajukan extra flight (tambahan penerbangan) ke PT. Angkasa Pura (AP) I Lombok International Airport (LIA) selama ajang MotoGP akhir September 2024 mendatang. Dengan maskapai Garuda Indonesia menjadi yang terbanyak mengajukan ekstra flight sebanyak 40 penerbangan sejauh ini. Dua maskapai lainnya yakni City Link 18 tambahan serta Super Air Jet, 8 tambangan penerbangan.
“Jadi sejauh ini total ada 66 extra flight yang diusulkan oleh tiga maskapai nasional. Kesemuanya untuk penerbangan rute domestic,” ungkap Stakholder Relation Manager PT. AP I LIA Arif Haryanto, kepada wartawan di Praya, Rabu 4 4 september 2024 kemarin. Adapun untuk rute internasional sejauh ini belum ada yang masuk usulan extra flight-nya.
Dikatakannya, usulan extra flight kemungkinan masih bertambahnya. Mengingat, maskapai yang masuk Lion Grup sejauh ini belum mengajukan usulan extra flight. Tetapi secara lisan sudah ada rencana usulan ekstra flight. Baik itu dari maskapai Lion Air, Batik Air maupun Wings Air.
“Usulan extra flight sejauh ini yang sudah masuk dari grup Garuda Indonesia. Kalau yang Lion Grup belum ada masuk usulannya. Tetapi sudah menyampaikan akan ada ekstra flight saat ajang MotoGP berlangsung nanti,” sebut Arif.
Dari usulan extra flight yang sudah masuk, rentang waktunya mulai tanggal 24 September sampai 1 Oktober 2024. Paling banyak di akhir pecan saat balapan final yakni di hari Sabtu 28 september 2024 dan Minggu 29 september 2024 itu rata-rata sampai 12 extra flight. Di luar jadwal regular yang sudah ada. Dengan rute terbanyak yakni rute Jakarta-Lombok serta Bali-Lombok.
“Banyaknya maskapai yang mengusulkan extra flight kemungkin untuk mengantispasi lonjakan penumpang di dua rute penerbangan utama tersebut,” imbuhnya. Karena memang jika melihat tren penumpang yang dari pulau Jawa kebanyak datang dari Jakarta. Sementara yang diluar pulau Jawa, banyak yang masuk dari Bali.
Banyaknya usulan extra flight tersebut bisa berdampak pada jam operasional Bandara Internasional Zainuddin Abdul Majid (BIZAM) nantinya. Tapi sejauh ini belum difinalkan. Karena masih melihat perkembangan yang ada.
“Memang ada yang minta operasional bandara diperpanjang. Tapi itu harus seimbang dengan jumlah penerbangan yang ada. Karena setiap penambahan jam operasional bandara konsekuensi akan menambah beban biaya operasional bandara itu sendiri,” pungkas Arif. (kir)