spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaNTBMuseum Tematik Jadi Strategi Baru Destinasi Wisata NTB

Museum Tematik Jadi Strategi Baru Destinasi Wisata NTB

Lombok (ekbisntb.com) – Dalam rangka mendukung pemajuan kebudayaan di Nusa Tenggara Barat (NTB), Museum Negeri NTB menginisiasi Focus Group Discussion (FGD) bersama para tokoh budaya, akademisi, dan praktisi kebudayaan untuk membahas pembentukan Museum Tematik.

“Inisiasi Museum Tematik ini untuk memberikan pendekatan yang lebih kontekstual dan relevan, baik bagi generasi muda maupun wisatawan, dalam memahami nilai-nilai budaya lokal,” ungkap Kepala Museum NTB, Ahmad Nuralam, dalam kegiatan FGD, pada Senin, 4 Agustus 2025. Hadir juga Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi NTB, H. Abdul Aziz, SH., M.H.

- Iklan -

Menurut Nuralam pentingnya museum hari ini tidak lagi sekadar menjadi tempat menyimpan benda bersejarah, melainkan harus mampu menjadi ruang yang hidup dan interaktif.

“Kita ingin membawa museum lebih dekat dengan masyarakat melalui pendekatan tematik. Dengan museum yang mengangkat tema tertentu kita tidak hanya melestarikan, tetapi juga menghidupkan kembali memori kolektif masyarakat,” ujar Nuralam.

Ia menegaskan museum tematik merupakan salah satu solusi untuk menjawab tantangan zaman, terutama dalam menyampaikan narasi budaya yang lebih spesifik, interaktif, dan relevan dengan generasi muda.

Untuk itu diharapkan inisiatif ini dapat menjadi motor penggerak pemajuan kebudayaan yang berkelanjutan, sekaligus memperkuat posisi NTB sebagai laboratorium kebudayaan maritim, agraris, dan spiritual di Indonesia Timur.

“Jadi hasil FGD ini akan kami jadikan sebagai bahan kajian lanjutan yang akan diterjemahkan ke dalam rencana aksi pembangunan museum tematik di NTB,” katanya.

Sementara Kepala Dinas Dikbud Provinsi NTB, H. Abdul Aziz mengatakan NTB adalah provinsi yang memiliki keragaman budaya, sehingga pembentukan museum tematik yang harus diperhatikan adalah temanya.

“Jadi kalau kita ingin membentuk museum tematik tentu pertama yang harus diperhatikan adalah temanya. Sehingga tema itu akan menjadi pusat narasi identitas lokal yang hidup dan kontekstual,” tuturnya.

Dalam diskusi ini menghadirikan tiga narasumber di antaranya, Emeritus Curator of Southeast Asian Art and Material Culture, Museum & Art Gallery of the Northern Territory, Australia, Dr James Bennett, Antropologi Budaya UIN Mataram Prof. Dr. H. M. Saleh Ending, dan Tim Percepatan Pembangunan NTB Chairul Mahsul yang menyampaikan materi tentang strategi, urgensi, dan promosi pembentukan museum tematik.

Diskusi yang berlangsung dinamis, peserta FGD sepakat dengan pembentukan museum tematik. Tema besar yang diusulkan untuk Museum Tematik adalah tentang sejarah dan budaya yang disi oleh beberapa koleksi yang mengambarkan letusan gunung Samalas, Rinjani dan Tambora di antaranya kain, senjata, dan manuskrip.

Tim Percepatan Pembangunan NTB, Chairul Mahsul, mengatakan Pemprov NTB telah menargetkan pembentukan dua hingga tiga museum tematik dalam lima tahun ke depan sebagai bagian dari upaya diversifikasi destinasi budaya dan penguatan ekosistem kebudayaan di daerah.

Menurut Chairul, gagasan Museum Tematik telah tertuang secara konkret dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi NTB sebagai langkah strategis pembangunan sektor kebudayaan.

“Konsep diversifikasi museum ini bukan sekadar wacana, melainkan telah menjadi bagian dari agenda pembangunan daerah lima tahun ke depan,” tegas mantan Kepala Bappeda NTB ini.

Ia menjelaskan Gubernur NTB Dr. H. Lalu Muhamad Iqbal menginginkan kehadiran Museum Tematik karena museum terbukti menjadi salah satu destinasi utama wisatawan, sekaligus berfungsi sebagai pusat riset, pengenalan budaya, dan ruang interaksi kebudayaan.

“Dengan dilaksanakannya FGD ini, kita semakin mendekatkan ide besar tersebut pada aksi nyata. Harapannya, forum ini dapat melahirkan hasil konkret untuk memulai pembentukan Museum Tematik di NTB,” ujarnya.

Terkait infrastruktur, mantan Sekretaris DPRD NTB ini juga mengungkapkan bahwa gedung Museum Tematik dapat memanfaatkan bangunan eks-kantor pemerintah yang tidak lagi aktif akibat proses merger instansi.

“Kita tidak perlu mengalokasikan anggaran baru atau membeli lahan. Gedung yang tersedia bisa segera difungsikan untuk mempercepat realisasi Museum Tematik,” ujarnya. (ham)

Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut