Pemuda di Desa Buwun Sejati, Narmada, Lombok Barat (Lobar), menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi terhadap sesama. Itu dilakukan dengan membuka donasi mengumpulkan sumbangan untuk perbaiki rumah warga yang tak layak huni atau kumuh. Mereka pun berhasil mengumpulkan donasi sebesar Rp25 juta.
DIALAH Inaq Murni, yang dibangun rumahnya dari hasil donasi tersebut. Inak Murni, sudah puluhan tahun tinggal seorang diri dengan rumah tidak layak huni. Inak Murni sehari-harinya hanya membantu warga setempat. Mulai dari menyapu, mencuci dan yang lainnya.
Dengan upah yang jauh dari kata layak, yakni Rp5 ribu hingga Rp10 ribu per hari. Rumahnya yang berlantaikan semen, berdinding setengah bedek itu pun kerap dimasuki ular.
Karena miris melihat kondisi tersebut, para pemuda di Dusun Pembuwun, RT 06 pun membagikan kisah pilu Inak Murni tersebut ke media sosial. Dan akhirnya banyak warganet, terlebih warga sana yang kini tengah merantau di luar daerah menjadi tergerak hatinya untuk berdonasi. “Akhirnya kita buka donasi, ada online, ada offline juga dari teman-teman di sini dan temen-teman yang merantau. Ada juga bantu kita lewat komunitas journey home,” tutur perwakilan pemuda, Agus Roy Juanda, dikonfirmasi beberapa hari yang lalu.
Mereka pun tak menyangka dapat mengumpulkan donasi sebesar Rp25 juta tersebut dalam waktu kurang dari 1 bulan. Kini, Inak Murni pun akan dibangunkan rumah secara gotong royong melalui donasi yang sudah terkumpul tersebut. Bahkan, pemuda dan warga di sana juga berencana untuk membantu menambahkan perlengkapan rumah bagi Inak Murni. Karena di rumah kecil berukuran kurang lebih 5×4 meter itu hanya ada kamar tidur tanpa kamar mandi dan dapur.
“Kalau untuk rumahnya, kita cukup kok dengan donasi Rp25 juta ini. Sama luas bangunan yang dibuatin tetap seperti awal. Trus kita juga kan gotong royong sama pemuda dan masyarakat di sini,” bebernya. Pembangunan rumah itu pun akan diupayakan bersama dengan masyarakat sana yang sebagian besarnya berprofesi sebagai tukang bangunan. Yang ongkosnya pun akan diupayakan melalui donasi yang sudah terkumpul tersebut.
“Notabene warga di sini kuli (bangunan), jadi kita gotong royong tapi dipertanggungjawabkan sama pemuda di sini,” terangnya. Kendati kondisi Inak Murni sudah kerap kali disuarakan untuk dimintakan bantuan kepada pemerintah, namun hingga kini, kata dia, bantuan tersebut tak kunjung terealisasi. Oleh karena itu para pemuda di sana tergerak untuk membantu. “Di desa Buwun Sejati banyak yang rumahnya kayak gini,” bebernya.
Roy berharap, kepedulian sosial mereka ini sekiranya dapat menjadi contoh dan menginspirasi banyak pemuda-pemuda lainnya di luar sana. Untuk lebih peduli dan peka terhadap kondisi warga atau tetangga yang ada di lingkungan tempat tinggal mereka.”Semoga apa yang kami lakukan di sini, bisa menginspiarasi pemuda-pemuda di Lombok untuk melihat warganya yang seperti ini. Dan gak perlu nunggu Pemerintah dulu, kalau terlalu lama (realisasi),” harap Roy.
Dikonfirmasi terpisah, Kades Buwun Sejati, Muhidin mengaku bahwa di Desa tersebut mamang banyak warga yang tinggal di rumah tidak layak huni (RTLH). Dan salah satunya adalah Inak Murni tersebut. “Sudah kita usulkan, di RTLH ada sekitar 130 an yang kita usulkan. Cuma belum realisasi dari Pemda sampai saat ini,” terang Muhidin, melalui sambungan telepon.
Namun pihaknya membantah jika pemerintah desa dinilai mengabaikan kondisi warganya tersebut. Lantaran Muhidin mengaku sudah lama pihaknya mengajukan perbaikan untuk rumah Inak Murni bersama dengan ratusan warga lainnya. Hanya saja, sampai saat ini masih menunggu realisasi.
“Tapi kalau memungkinkan, nanti di anggaran tahun 2025 kita akan bahas sama Kadus-Kadus itu. Jika sekiranya kita anggarkan dari desa, kita akan bahas berapa jumlahnya untuk kita masukkan di APBDes,” bebernya.
Pihaknya pun mengaku akan berupaya untuk bisa memberikan bantuan untuk perbaikan rumah Inak Murni, yang saat ini sudah mulai dilakukan oleh para pemuda dan warga setempat. “Makanya kita nanti akan support, mungkin nanti bentuknya barang seperti semen. Karena kalau dari Desa kan ini belum masuk di anggaran Desa, kalau belum masuk di RKPdes (Rencana Kerja Pemerintah Desa), gak berani kita,” ucaapnya.
Karena jika ada laporan terkait warga, diakuinya itu harus melalui prosedur yang bisa dilaporkan mulai RT, kemudian Kadus dan BPD, baru lah ke Pemerintah Desa. Muhidin memastikan, selama ini Inak Murni masuk dalam data masyarakat kurang mampu yang tetap menerima bantuan sosial (Bansos).”Iya dapat (Bansos) dia (Inak Murni). Karena permasalahan Dusun, kita menerima dari bawah, ada RT, Kadus, BPD. Dia yang lebih tahu yang mana yang paling kaya atau miskin, jadi kita Desa tinggal menunggu mana yang diusulkan,” pungkasnya. (her)