PERMASALAHAN sampah di tiga Gili (Trawangan, Meno dan Air) di Kabupaten Lombok Utara (KLU) masih belum mendapatkan solusi. Gili Tramena yang merupakan kawasan pariwisata unggulan ini juga banyak dipadati keberadaan hotel, resort, restoran yang menyebabkan masalah sampah juga membutuhkan perhatian.
Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Provinsi NTB, Jamaludin, S.Sos., M.T., mengatakan perlu memanfaatkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada di Gili Trawangan secara maksimal.
Menurutnya, Pemda setempat, masyarakat hingga pelaku pariwisata yang ada di tiga Gili belum mampu memanfaatkan TPST yang telah ada tersebut, sehingga volume sampah yang dihasilkan oleh masyarakat, hotel, dan restoran biasanya dibawa ke daratan menggunakan kapal tongkang. Hal ini, menurutnya, akan lebih memberatkan masyarakat, karena perlu ongkos kapal.
“Gili Trawangan masuk prioritas, supaya hotel dan restoran di sana tidak susah, karena tidak ada TPA. Tentu pengelolaan sampahnya kita lakukan, bukan seperti yang dilakukan sekarang yang mana langsung buang atau dibawa kapal tongkang ke daratan KLU,” ujarnya.
Selain itu, karena Gili Tramena menjadi salah satu penentu jumlah kunjungan di NTB, Pemerintah Provinsi NTB mengalokasikan anggaran di APBD Perubahan khusus untuk penanganan sampah di Gili.
Jamal juga mengungkapkan Pemprov NTB akan membentuk program pemilahan sampah, yang mana sebelum sampah dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA), perlu dilakukan pemilahan terlebih dahulu.
Misalnya, membedakan tempat pembuangan untuk sampah organik, anorganik, plastik, dan sebagainya, sehingga dengan melakukan pemilahan ini, pengelolaan sampah akan jauh lebih mudah. “Tahun ini ada program terkait proses pemilahan sampah. Kita akan sosialisasi kepada masyarakat termasuk di Gili untuk tidak membuang sampah langsung ke TPA, tentu ada proses pemilahan, mana organik, mana anorganik,” sambungnya.
Sebelumnya, Pemkab KLU mengatakan volume sampah di kawasan Gili, khususnya Gili Trawangan bisa mencapai belasan ton setiap harinya. Yang mana saat high sesion atau musim liburan, sampah yang dihasilkan bisa mencapai angka 20 ton, yaitu kisaran 18 ton. Dan saat low sesion, atau musim sepi kunjungan wisatawan, Gili Trawangan bisa menghasilkan sampah 15 ton per hari. (era)