spot_img
26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiKonsumsi Beras NTB Diatas Rata-rata Nasional

Konsumsi Beras NTB Diatas Rata-rata Nasional

Lombok (ekbisntb.com) – Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) provinsi NTB, M. Taufieq Hidayat mengatakan konsumsi beras penduduk NTB lebih tinggi dari konsumsi rata-rata nasional.

NTB menempati posisi keempat daerah dengan konsumsi beras terbanyak di Indonesia. Dimana masyarakat NTB bisa menghabiskan 98,7 Kg / kapita/ tahun . Sementara konsumsi rata-rata nasional 81 kg per kapita penduduk per tahun.

- Iklan -

Menurutnya, perlu adanya keberagaman pangan supaya konsumsi masyarakat NTB tidak melulu nasi. Sehingga masyarakat tidak hanya mengandalkan satu komoditas saja yang mana ketika harga beras naik, masyarakat tidak panik.

Disisi lain, meski konsumsi nasi sangat tinggi, namun stok beras daerah NTB sangat mampu menopang kebutuhan beras masyarakat Bumi Gora ini, yang mana kebutuhan masyarakat akan beras per tahun sekitar 520 ribu ton, sedangkan stok daerah saat ini 800 ribu ton.

“Mungkin kita perlu diversifikasi pangan. Tapi, kalau dikonversikan, 98,7 dikali 5,4 juta jumlah penduduk kita, berarti sekitar 520 ribu ton, masih surplus kita 300 ribu ton,” ujarnya setelah melakukan asosiasi dengan BPS dan Pj Gubernur di Pendopo, Jum’at, 2 Agustus 2024.

Walaupun kini harga beras mengalami kenaikan, Taufieq mengatakan harga saat ini masih stabil, dan pihaknya akan tetap mengupayakan untuk menjaga harga tersebut, khususnya bagi para petani dengan meminta mereka untuk menyiapkan stok atau cadangan pangan untuk keluarga petani tersebut.

“Jadi, mereka jangan menjual semua hasil panennya, sisakan untuk mereka untuk empat bulan kedepan,” lanjutnya.

Sementara itu, target produksi padi di NTB untuk tahun ini mencapai 1,4 juta ton, memasuki musim tanam ketiga ini, jumlah hasil panen padi petani telah mencapai 800 ribu ton. Taufieq dengan yakin bahwa NTB mampu mengejar target produksi tersebut.

Apalagi dengan pompa yang telah disalurkan seluruhnya oleh pemerintah provinsi kepada para petani, sehingga proses produksi padi dinilai tidak ada kendala.

“Kita bisa melebihi stok tahun kemarin. Ini musim tanam ketiga. Program pompanisasi kita penyaluran 517 sudah terpenuhi,” yakinnya.

Meskipun penyaluran pompanisasi ini tidak sesuai target, yang mana awalnya ditargetkan 1000 lebih pompa, namun ini tidak menghambat produksi padi di NTB. Pasalnya, telah tersalurkan sebanyak 442 pompa di musim tanam sebelumnya, artinya sudah ada 959 pompa yang telah didistribusikan kepada petani.

“Kabupaten kita tidak dapat menyerap mesin itu karena proses pengadaan juga agak terlambat karena petani sudah terlanjur menanam komoditas lain. Total pompa 959, per unit itu kan 10 hektare. Sampai 20.000 hektare akan tercapai,” jelasnya.

Kurangnya pompa yang didapatkan oleh petani NTB ini tidak menjadi masalah, hal ini karena masih turun hujan di beberapa daerah di NTB. Sehingga akan menciptakan genangan air yang bisa dimanfaatkan oleh petani. (era)

Informasi Layanan Pengaduan Lainnya


Artikel Yang Relevan

Iklan







Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut