Mataram (ekbisntb.com) – Melemahnya nilai tukar rupiah memberikan dampak bagi industri pariwisata. Disatu sisi, menjadi keuntungan bagi wisatawan mancanegara, namun sebaliknya menjadikan depresiasi rupiah di dalam negeri, karena akan berpengaruh pada biaya operasional.
Kepala Bidang Kelembagaan Dinas Pariwisata Provinsi NTB, Mawardi di Mataram, Senin 1 Juli 2024 mengatakan bahwa, melemahnya kurs rupiah berdampak positif dan negatifnya terhadap sektor pariwisata.
Ia menyebutkan, wisatawan mancanegara akan diuntungkan karena situasi seperti ini, karena nilai tukar mata uang dan pembiayaan wisatanya menjadi lebih murah. Sehingga semakin banyak yang akan berkunjung.
“Dibuktikan dengan kunjungan wisatawan mancanegara saat ini, banyak yang sudah mulai berdatangan. Keuntungannya bisa dari segi pembelanjaan dan menikmati fasilitas-fasilitas di sini,” jelasnya.
Meskipun, pelemahan nilai rupiah dapat memicu mahalnya pembiayaan, mulai dari harga tiket pesawat dan lain-lain berdasarkan kurs rupiahnya. Hal Ini berdampak terhadap wisatawan domestik.
Dinas Pariwisata Provinsi NTB menargetkan, untuk kunjungan wisatawan asing tahun ini sebanyak 2.5 juta tahun 2024 ini. Pertengahan tahun ini sudah mencapai 1,8 juta wisatawan kunjungan. Target tersebut meningkat dari tahun lalu, yang hanya sebanyak 2 juta wisatawan.
“Target ini akan tercapai dengan kita melihat trafik saat ini, dan mulai terus meningkat. Terbukti dari aktivitas-aktivitas teman-teman travel agent,” ungkapnya. Ia menambahkan, untuk okupansi perhotelan rata-rata di atas 70%. Ia berharap, hal seperti ini akan terus meningkat hingga 100% di bulan Juli-Agustus meskipun kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Hal senada disampaikan juga oleh Ketua Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi NTB, melemahnya kurs dapat menjadi keuntungan bagi turis asing.
“Mungkin dengan beberapa dolar sudah dapat hotel bintang empat, malah bagus bagi mancanegara. Oleh karena itu, problem sekarang itu kita perlu tingkatkan wisatawan mancanegara. Bagaimana akses ke sini itu tidak susah,” ungkapnya.
Ia berharap, Provinsi NTB harus memiliki pintu masuk langsung agar para wisatawan luar tidak singgah di daerah lain terlebih dahulu. Itu menjadi strategi ke depan dari pemerintah dan pihak swasta. Saat ini rute turis mancanegara yang mengarah langsung ke Lombok ada dua, yaitu di Kuala Lumpur-Malaysia dan Singapura.
“Misalnya turis dari Eropa, bisa langsung direct Eropa-Singapura-Lombok, atau Eropa-Kuala Lumpur-Lombok, seperti itu,” pungkasnya. (ulf)