Mataram (ekbisntb.com) – Provinsi NTB memiliki peluang besar jika mengembangkan wisata budaya. Hal ini bisa dijadikan perhatian oleh pemerintah daerah, maupun Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Sebagaimana dikemukakan Anggota DPR RI Terpilih Bambang Haryo. Menurutnya, selama ini pemerintah hanya fokus pada pengembangan wisata alam saja, padahal NTB memiliki potensi wisata budaya yang sangat luar biasa banyak.
“Ini yang kita sangat mengharapkan kalau budaya ini diperhatikan saya yakin (Kunjungan wisatawan meningkat,red) karena turis itu senangnya lihat budaya bukan alam saja. Ini kebetulan saja alamnya tidak ada ditempat dia tapi mereka lebih tertarik dibudaya,” kata Bambang Haryo di Mataram, Senin 1 Juli 2024.
Sebagai contoh wisatawan asing banyak memilih Bali sebagai tujuan wisata karena melihat adanya kebudayaan yang ditampilkan. Kemudian berkaca dari Negara Asia Tenggara seperti Thailand yang memiliki kunjungan wisatawan empat sampai lima kali lipat dibandingkan jumlah tamu di Indonesia serta lama menginap yang cukup lama.
“Itu karena Negara Gajah Putih tersebut mengandalkan wisata budaya untuk menarik wisatawan dunia. Sedangkan Indoensia yang memiliki ratusan kerajaan tapi belum banyak dimanfaatkan untuk pengembangan pariwisata. Thailand paling Cuma tiga kerajan, Malaysia Cuma sembilan kerajaan, tetapi bagaimana dia eskplore kebudayaan itu sehingga bisa hebat tourisnya dan mereka tinggalnya cukup lama,” ujarnya.
Contoh lainnya Prancis yaitu negara yang tidak memiliki wisata alam tetapi kemudian menawarkan wisata budaya ke pengunjung. Sehingga menjadikan Prancis sebagai negara dengan jumlah wisatawan asing terbesar didunia hingga menyentuh 250 juta.
“Kenapa Lombok ini sedikit sekali wisatawan, kita punya peluang. Malaysia menjadi negara yang harus kita serap, Arab menjadi serapan yang bisa kita serap untuk pariwsata halal tapi tolong tunjukan pada publik pada dunia bahwa kita punya kebudayaan yang sangat banyak dan bagus,” katanya.
Ia menambahkan, jika manajemen wisata budaya ini dikelola dengan baik dan dipromosikan secara maksimal oleh Pemda. Serta budaya yang ada di NTB ini bisa lebih dikembangkan lagi. Dia yakin kunjungan wisata di NTB akan meningkat kedepannya.
Terlebih tidak semua daerah seperti di NTB yang memiliki tempat sebagai peristrirahatan kerajaan. Kebanyakan daerah justru yang terbangun adalah bangunan kerajaannya, bukan tempat peristirahatan raja.
“Kebetulan disini sudah bagus, ada air suci tempat kita minum, air tempat mandi dan sebagainya sudah tersedia. Cuma masih belum ada tari-tarian jadi harusnya disini bisa dipersembahkan tarian-tarian kolosol,” katanya
Bahkan dengan potensi wisata budaya yang ada Lombok ini, wisatawan tidak hanya berkunjung ke Gili Trawangan. Sebaliknya ribuan wisatawan yang ada di Gili Trawangan dapat ditarik untuk mengunjungi tempat-tempat wisata budaya lain di Lombok. Sebagai contoh Taman Narmada di Lombok Barat yang memiliki potensi wisata budaya sama persis dengan budaya Kecak di Uluwatu Bali dan Yogyakarta.
“Harusnya tidak boleh kalah dengan Bali, ada namanya tempat Kecak di Uluwatu, jadi disini itu bisa (Wisata budaya dikembangkan,red), ini juga sama persis dengan di Kerajaan Yogya yang memilih 44 selirnya. Jadi tempat ini adalah milik raja yang bisa kita nikmati sekarang ini,” katanya
Oleh karena itu dia berharap kepada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) RI untuk lebih perhatian dalam pengembangan wisata budaya, khususnya di Provinsi NTB. Sebab dia melihat destinasi wisata budaya di NTB masih kurang terpelihara dan belum banyak dilirik Pemda.
“Jadi ini perlu adanya perhatian, kalau ada perawatan bagus, terus ada tari-tarian, dieksplore ada raja-raja zaman dulu, bila perlu kita bisa ada sewa pakaian adat dan sebagainya saya yakin laris. Lombok akan jadi destinasi pariwisata budaya terbesar di Indoensia,” tandasnya.(bul)