(ekbisntb.com)-KOPI Robusta Tambora menjadi salah satu produk Indikasi Geografis (IG) yang dipamerkan pada kegiatan Sidang Majelis Umum ke-65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa pada tanggal 9 sampai 17 Juli 2024.
Kopi ini terdaftar sejak 3 Juli 2017 pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM. Jenis Kopi Robusta ini menjadi salah satu produk andalan dari Kabupaten Dompu, Provinsi NTB.
Kopi robusta ini tidak hanya menawarkan rasa yang menggoda. Tetapi juga aroma yang khas seperti coklat, mentega, dan sedikit kacang. Dikombinasikan dengan nuansa kayu dan aroma kedelai, Kopi Tambora mampu memberikan pengalaman minum kopi yang istimewa bagi para penikmatnya.
Selain itu, dipamerkan juga produk Indikasi Geografis andalan asal Lombok Barat, yaitu Kangkung Lombok. Terdaftar sejak 15 Desember 2011, Kangkung Lombok sangat mudah dikenali dari ukuran pucuk dan daunnya yang tebal.
Selain cita rasa dan teksturnya yang istimewa, Kangkung Lombok juga dikenal kaya akan nutrisi. Sayuran ini mengandung banyak vitamin dan mineral, terutama zat besi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh dan mencegah anemia.
Mutiara Lombok
Selain Kopi Tambora dan Kangkung Lombok. Indonesia juga memiliki enam IG yang telah teregistrasi. Sebanyak lima dari enam IG terdaftar tersebut, diterbangkan ke Jenewa untuk diperkenalkan kepada dunia melalui pameran Indikasi Geografis (IG) yang diselenggarakan pada Sidang Majelis Umum ke 65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa, Swiss.
Pada kegiatan yang berlangsung 12 Juli 2024 di Kantor World Intellectual Property Organization (WIPO), Indonesia menghadirkan Mutiara Lombok, Garam Amed Bali, Garam Kusamba Bali, Sidat Marmorata Poso, dan Ikan Uceng Temanggung yang merupakan produk IG terdaftar dari sektor kelautan dan perikanan.
Direktur Merek dan IG Kurniaman Telaumbanua mengatakan bahwa partisipasi produk IG pada Sidang Majelis Umum ini merupakan langkah strategis dalam mempromosikan produk-produk unggulan IG ke pasar dunia.
“Di dalam negeri sendiri, berbagai eksibisi terkait IG sudah banyak kita lakukan. Momen ini adalah peluang emas bagi kita untuk memperkenalkan berbagai produk unggulan IG kepada peserta kegiatan yang berasal dari seluruh negara anggota WIPO,” ucap Kurniaman.
Senada dengan Kurniaman, Bajoe sebagai salah satu pengunjung pameran produk IG pada kegiatan tersebut mengapresiasi keberadaan stan yang menampilkan produk-produk IG Indonesia yang berkualitas tinggi.
“Keberadaan stan ini membuka pengetahuan saya terhadap produk IG Indonesia. Selama ini yang saya ketahui hanya produk kopi dan tenun. Ternyata tidak hanya dua hal itu saja, saya jadi tahu bahwa ada produk unggulan seperti Mutiara Lombok yang cantik,” puji Bajoe antusias.
Kehadiran Mutiara Lombok dalam pameran IG yang diselenggarakan pada Sidang Majelis Umum ke 65 Organisasi Kekayaan Intelektual Dunia (WIPO) di Jenewa, Swiss itu berkilau.
“Melalui pameran ini memudahkan kami yang berada di Jenewa untuk bisa mendapatkan produk-produk unggulan IG Indonesia,” lanjutnya.
Bajoe sangat yakin, dengan komitmen nyata DJKI dalam hal promosi seperti ini, seluruh produk IG akan dikenal dunia. Menurutnya, promosi yang gencar pasti sejalan dengan peningkatan kuantitas ekspor.
Tentu saja ini semua berkorelasi positif dengan peningkatan pendapatan para anggota Masyarakat Pelindungan Indikasi Geografis (MPIG). (r)