Mataram (ekbisntb.com)-Kepala Dinas Perdagangan Provinsi NTB , Baiq. Nelly Yuniarti menganggap kenaikan harga minyak goreng dalam beberapa waktu terakhir masih normal. Sehingga tak terlalu dirisaukan.
Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng merk “Minyak Kita” mengalami kenaikan, dari Rp15.000/liter menjadi Rp16.500/liter.
Baiq Nelly mengatakan, justru lebih khawatir terhadap trend kenaikan harga komoditas cabai ketimbang kenaikan harga minyak goreng. Diketahui harga cabai naik dari Rp37.300/Kg menjadi Rp41.083/kg tau naik Rp3.750/Kg.
“Kalau minyak goreng kan naiknya seribu saja, nah cabai ini naiknya sudah lumayan,” katanya, Selasa 16 Juli 2024.
Menurut Nelly, kenaikan harga minyak kita disebabkan karena kenaikan HET secara nasional. Sementara kenaikan harga cabai dipengaruhi musim, dimana hanya sebagian kecil petani di NTB masih panen.
Harga minyak kita saat ini juga tidak dikhawatirkan berdampak terhadap inflasi daerah. Namun, komoditas cabai yang mengalami lonjakan harga, biasanya seringkali memicu inflasi. Kondisi ini berkaca dari gejolak harga yang terjadi sebelumnya.
Selain itu, kenaikan harga saat ini juga tidak berbarengan dengan perayaan hari besar keagamaan di NTB sehingga permintaan akan komoditas tersebut tidak meningkat. Berbeda jika kenaikan harga terjadi saat momentum hari besar yang selalu berpengaruh tergadap psikologis pasar.
Meski demikian, Nelly mengaku, kenaikan harga komoditas ini tetap menjadi atensi, sehingga tidak berpengaruh besar terhadap daya beli masyarakat. Untuk itu, pihaknya akan melakukan operasi pasar untuk menekan potensi permainan spekulan.
“Kalau operasi pasar kami tetap laksanakan nanti, masih di wilayah perkotaan dulu,” tandasnya.(bul)