Dinas Pariwisata (Dispar) Lombok Barat (Lobar) serius mengembangkan potensi wisata rafting atau arung jeram dan river tubing di Lobar. Salah satu upaya mengembangkan potensi wisata tersebut, dinas terkait memberikan pelatihan bagi pemandu arung jeram, Kamis 27 Juni 2024. Pelatihan tersebut diikuti 46 peserta dari 9 desa yang memiliki potensi wisata alam.
Pelatihan yang digelar 27-29 Juni dibuka langsung Penjabat (Pj) Sekda Lobar, H Fauzan Husniadi di objek wisata Lombok Rafting Batu Mekar Kecamatan Lingsar. “Berbicara pariwisata memang harus ada ekstensifikasi yang kita maksimalkan, harus ada keranekaragaman wisata,” terang Pj Sekda Lobar, H Fauzan Husniadi saat sambutannya.
Fauzan menyadari untuk pengembangan wisata tidak hanya cukup dengan adanya hotel dan restoran saja. Terlebih kini tren wisata dunia lebih berkonsep natural atau nuansa alam.
Kejenuhan dengan wisata perkotaan menjadi alasannya. Peluang itu akan diambil Lobar dengan potensi alam yang dimiliki dan itu cukup menjanjikan. “Dengan program pelatihan pemandu arung jeram yang digelar Dinas pariwisata bisa mengambil peluang itu( potensi wisata),” jelasnya.
Tidak hanya mengembangkan potensi wisata sungai, Fauzan juga berpesan agar keselamatan pengunjung tetap menjadi perhatian utama. Hingga ia meminta agar asuransi tetap diberikan kepada pengunjung dan pemandu wisata.“Nanti kita akan link-kan dengan Dinas Ketenagakerjaan dan asuransi lainnya. Kita akan akomodir untuk itu,” janjinya.
Sementara itu, Kepala Dispar Lobar, Agus Gunawan mengatakan pelatihan ini menjadi salah satu cara Dispar mengambangkan pariwisata Lobar, terutama untuk wisata alam. Salah satunya wisata rafting yang dinilai memiliki potensi.“Karena potensi sungai dan alam di Lobar luar biasa indahnya. Dan debit air kita (di Lobar) tetap ada dan banyak, saya malah sudah coba sendiri (arung jeram),” terang Agus.
Sungai Jangkuk yang melintas di kawasan Kecamatan Lingsar menjadi salah satu sungai yang potensinya besar. Selain karena memiliki jeram yang menantang, juga pemandangan yang indah. “Saya sudah pernah keliling di Ubud (Bali) tapi belum pernah melihat sungai yang besarnya kayak ini (Jangkuk) dengan batu-batu yang besar dan kiri kanan (pemandanganya) masih hutan,” bebernya.
Sembilan desa dilalui sungai itu memiliki potensi wisata masing-masing yang bisa digali, baik rafting maupun river tubing. Bahkan bisa disandingkan degan paket kuliner. Salah satu yang sudah sukses melakukanya Lombok Rafting.
“Karena di sini (Lombok Rafting) dari sisi safety, SOP, keamanan, kuliner dan sebagainya, sudah sukses ini yang akan kita tularkan ke 9 desa lainnya,” jelasnya.
Pascapelatihan ini pihaknya berharap para pokdarwis maupun BUMDes mengkoordinasikan dengan pemerintah desa. Agar bisa mulai mengembangkan potensi wisatanya. Tak sampai situ, Agus memastikan Dispar akan tetap membantu pengembangan potensi wisata alam tersebut. Bahkan pihaknya akan mengupayakan bantuan itu melalui anggaran daerah. “Agar pelatihan ini ada tindak lanjut supaya tidak sia-sia pelatihan ini, tahun depan mungkin bisa ada pemberian ban besar untuk river tubing,” ujarnya.
Selain itu, Dispar akan menganggarkan restifikasi para pemandu rafting tersebut tahun depan. Demi membuat wisatawan tak ragu mencoba rafting maupun river, karena terjaminnya pemandu tersebut.“Jadi pasti akan ada tindak lanjut. Saya pantang mengelar pelatihan tanpa tindaklanjut ke depan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kabid Pengembangan SDM Dispar Lobar, Erwin Rahman dalam laporan kegiatannya menerangkan pengembangan SDM pariwisata harus menyentuh pelaku industrinya dan masyarakat yang ada di sekitar kawasan itu. “Untuk memberikan rasa nyaman dan aman bagi para pengunjung. Baik rafting maupun river tubing,” jelasnya.
Kegiatan pelatihan itu bertujuan memberikan pengetahuan dan pemahanan bagi pengelola maupun pemandu arung jeram maupun river tubing, sehingga memiliki sertifikasi kompetensi terkait itu. Pelatihan itu diikuti 46 peserta dari 9 desa, seperti Desa Sesaot, Buwun Sejati, Lembah Sempage, Sedau, Batu Kumbung, Dasan Geria, Batu Mekar, Desa Persiapan Punikan, Desa Persiapan Rembah Madani dan Pusuk Lestari. Kegiatan itu bersumber dari Dana Alokasi Khusus non fisik. (her)