SAAT kondisi iklim yang tak menentu di NTB, khususnya di Lombok Barat (Lobar) akibat dampak cuaca ekstrem, dikhawatirkan terjadi gagal panen.
Dalam hal ini Dinas Pertanian (Distan) melakukan langkah antisipasi dampak cuaca ekstrem ini. Salah satu yang dilakukan melalui program pompanisasi. Program yang dibantu pemerintah pusat ini telah mampu menangani ratusan hektar lahan padi warga yang terdampak cuaca ekstrem.
Kepala Distan Lobar Damayanti Widyaningrum mengatakan, sejauh ini pihaknya mengantisipasi lahan pertanian tedampak kekeringan akibat cuaca ekstrem melalui berbagai upaya. Pihaknya telah meminta penyuluh lapangan untuk turun mengecek wilayah yang rawan kekeringan. Hasil turun tersebut langsung dilaporkan penyuluh ke dinas untuk ditindaklanjuti.
“Kami tindaklanjuti dengan turun action memberikan pompanisasi, beberapa daerah sudah kita tangani,” katanya, akhir pekan kemarin.
Disebutkan, beberapa wilayah yang dilaporkan mengalami kekeringan, langsung dibantu pompanisasi. Di antaranya, 61 hektar lahan di Gerung yang dilaporkan petugas sudah diairi melalui pompa, sehingga tidak jadi mengalami kekeringan. Di Sekotong, ada 8 hektar sudah diatasi.
Kemudian di Lembar ada 139 hektar terancam kekeringan, dengan bantuan pompanisasi bisa diatasi. Selanjutnya ada lagi laporan 197 hektar juga terancam kekeringan sedang di Kuripan. Bahkan pihaknya bersama jajarannya turun langsung melaksanakan pompanisasi ke sawah warga terrdampak. “Kami turun langsung, Alhamdulillah sudah bisa terairi melalui pompanisasi. Jadi kami sudah antisipasi sejauh itu,” ujarnya.
Kalau dihitung total luasan areal lahan pertanian yang telah mampu ditangani dan diatasi mencapai 405 hektar. Jika dihitung hasil produksi per hektar rata-rata 5,6 ton, maka dari luasan 405 hektar tersebut mampu diselamatkan 2.268 ton hasil produksi. “Itu sudah yang bisa diselamatkan, kita berupaya Sigap sesuai jargon Pemda (Pak Pj Bupati),” ujarnya.
Ia menjelaskan, pompanisasi ini merupakan langkah jangka panjang, sehingga pihaknya sudah menginventarisir petani dan daerah yang akan diberikan bantuan pompanisasi. Yakni wilayah yang punya sumber air, baik sungai, embung, air sumur tanah dangkal dan air permukaan. “Ini baru datang 41 pompa dari pusat, kami usulkan 576 pompa. Ndak tahu nanti yang disetujui berapa? Jadi kami inginkan semua daerah terutama yang lahan kering mendapatkan pompanisasi,”jelasnya.
Pompa ini butuh dilakukan tes bersama pihak penyedia, kalau lancar berfungsi, maka barulah diserahkan. Namun sambil menunggu itu, pihaknya menggunakan alat yang ada dulu. Ketika bantuan alat pompanya datang, maka langsung diserahkan ke petani. “Ini untuk antisipasi kekeringan,” katanya.
Langkah antisipasi lain yang dilakukan, pihaknya sudah mengimbau dan mengajak para petani ikut asuransi usaha tani untin jaga-jaga kalau mengalami gagal panen, nanti bisa diganti oleh pemerintah untuk tanam lagi. (her)
Artikel lainnya….
Air Bendungan Tersedia Hingga Musim Tanam II
Galang Dana untuk Guru di Lombok Utara, 19 Pejuang Gowes 1.500 Km Jakarta-Lombok
Menilik Musik Kecimol, Kesenian Unik yang Bikin ‘Eneg’ Banyak Orang: Haruskah Dibubarkan?