Mataram (EKbis NTB) – Bank Indonesia turut mendukung pengembangan desa wisata di Provinsi NTB. Salah satunya, desa wisata Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah.
Sektor pariwisata menjadi salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi. Meski saat ini sumbangsih desa wisata belum terlalu besar, namun saat pandemi COVID-19 , desa wisata dapat memberikan dampak bagi sektor pariwisata di NTB. Karena itu, Bank Indonesia ikut menjadi bagian penyokong pertumbuhan sektor pariwisata, khususnya desa wisata.
Pariwisata saat Pandemi COVID-19 menghadapi tantangan yang berat untuk kembali bangkit. Industri pariwisata gulung tikar, karena sepinya kunjungan wisatawan, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Hingga kini, sektor pariwisata masih dalam tahap pemulihan.
“Dari kondisi itu, kita pikirkan apa yang bisa mendorong desa-desa wisata ini, seperti di Desa Wisata Bilebante Lombok Tengah. Ternyata melaksanakan event di desa wisata bisa menjadi salah satu stimulus membangkitkannya,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTB, Winda Putri Listya, Selasa 21 Mei 2024.
Menurutnya, pelaksanaan event di desa wisata dengan mendatangkan sekitar 250 orang saja, bisa menghidupkan kembali desa wisata. Warga sekitar juga merasakan dampak positifnya. Namun, masih ada tantangan besar dalam pengembangan pariwisata, dalam konteks pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia).
“Untuk meningkatkan SDM, tidak cukup sosialisasi, pelatihan, dia juga harus bisa praktek langsung. Bagaimana melayani jumlah pengunjung yang banyak, berbagai atraksi disiapkan. Jadi kami coba menggerakan dari hulu ke hilir, makanya kita datang,” jelasnya.
Dikatakan, Bank Indonesia mendukung pengembangan sektor pariwisata di desa wisata tidak hanya kali ini. Bahkan sejak 2021 lalu. Pasca pandemi, Bank Indonesia Provinsi NTB menyusun kembali grand design pengembangan desa wisata di NTB.
“Kami juga sudah datangkan ahlinya success story dari Bali dan itu juga desa binaan BI Bali. Kami mau replikasi pengembangan bisnisnya, mulai dari standarisasi sarhunta (sarana hunian pariwisata), dorong pemasaran digitalnya, itu penting untuk membangun branding mereka dan akan menarik wisatawan datang,” jelasnya.
Selanjutnya pengembangan kapasitas SDM (Sumber Daya Manusia), untuk BI Provinsi NTB berkolaborasi dengan pemerintah daerah, khususnya di Desa Wisata Bilebante untuk pengembangan pariwisata di desa wisata. Sekaligus pengembengan ekonomi masyarakat sekitar.
“Jadi menumbuhkan pertumbuhan ekonomi yang eksklusif, pemerataan. Termasuk geliat ekonomi masyarakat di desa wisata seperti di Bilebante. NTB punya potensi alam yang bagus, itu bisa dikembangkan,” demikian.(bul)
Artikel lainnya….
Harkitnas, Menkominfo Ingatkan Bonus Demografi untuk Pertumbuhan Ekonomi
Banyak Belum Diintervensi, Puluhan Ribu KK Penduduk Lobar Hidup Miskin Ekstrem