Lombok (ekbisntb.com) – Pelaku usaha transportasi di sektor jasa pariwisata NTB lebih banyak membeli kendaraan operasionalnya dari luar daerah, terutama Jakarta. Alasannya, harga kendaraan di dealer Jakarta jauh lebih murah dibandingkan harga di dealer Mataram, ditambah masa tunggu unit yang jauh lebih singkat.

Jangan salah kira, jika kendaraan pariwisata pelat B berseliweran Lombok. Jangan dikira, itu kendaraan yang disewa dari luar daerah. Sebagian besar itu milik pelaku usaha lokal yang sengaja beli unit dari Jakarta karena harga dan masa tunggunya jauh lebih menguntungkan

Salah satu pelaku usaha transportasi wisata di Lombok yang tak bisa disebutkan identitasnya menyampaikan fakta-fakta keuntungan membeli kendaraan besar di Jakarta ketimbang di Lombok.
Ia mencontohkan, harga Toyota Hiace Premium di Jakarta dengan status On The Road (OTR) mencapai Rp674 juta, sedangkan di Mataram mencapai Rp720 juta. Artinya, ada selisih sekitar Rp46 juta. Begitu juga untuk jenis Hiace Commuter, harga OTR di Jakarta sekitar Rp574,4 juta, sedangkan di Lombok mencapai Rp620 juta — selisih sekitar Rp45,6 juta.
“Selisihnya bisa sampai hampir Rp50 juta per unit. Belum lagi masa tunggunya, di Lombok bisa delapan bulan sampai satu tahun. Di Jakarta, unit sudah bisa didapat hanya dalam dua bulan,” ungkapnya.
Selain selisih harga, membeli kendaraan di Jakarta juga mendapatkan diskon besar karena tingginya persaingan antar-sales. Diskon yang diberikan bisa mencapai Rp40 juta per unit. “Kalau ditotal, selisih harga plus diskon, bisa hemat hampir Rp100 juta untuk satu kendaraan besar. Makanya, banyak yang memilih beli di Jakarta saja,” jelasnya.
Sementara itu, dari sisi biaya tambahan, menurutnya, pembelian di Jakarta juga tidak terlalu membebani.
“Biaya pesawat ke Jakarta sekitar Rp1 juta, tol Trans Jawa Rp1 juta, BBM Rp1 juta, penyeberangan Surabaya–Lombok Rp3,2 juta, dan makan sekitar Rp1 juta. Totalnya tak sampai Rp10 juta,” rincinya.
Dengan sistem administrasi kendaraan yang kini bisa dilakukan secara daring, proses balik nama kendaraan ke NTB juga tidak lagi sulit dan biayanya relatif murah.
“Sekarang balik nama bisa online, jadi tidak ribet. Makanya banyak yang memilih beli dari luar daerah. Makanya, saya sering ambil kendaraan di Jakarta, pulang ke Lombok sekitar tiga hari, anggap saja sambil berwisata,” katanya.
Karena faktor-faktor tersebut, sekitar 70 persen pelaku usaha transportasi pariwisata di NTB lebih memilih membeli kendaraan dari Jakarta ketimbang dealer kendaraan di Lombok, terutama untuk kendaraan-kendaraan besar seperti Hiace dan Elf.
“Kalau servicenya, di dealer Lombok pasti tetap di layani. Sudah berlaku nasional. Makanya, kendaraan di bawah Rp500 juta pun banyak juga yang beli dari luar. Selain murah, stoknya cepat, dan bisa langsung pakai tanpa harus menunggu lama,” katanya. (bul)