26.5 C
Mataram
BerandaEkonomiGM PLN UIW: Investasi Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan Sangat Terbuka di NTB

GM PLN UIW: Investasi Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan Sangat Terbuka di NTB

Lombok (ekbisntb.com) – General Manager PLN Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB), Sri Heni Purwanti, menyatakan peluang investasi di bidang pembangkit listrik ramah lingkungan di NTB masih sangat terbuka lebar. NTB memiliki potensi besar dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Sri menjelaskan, berdasarkan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN hingga 2034, porsi EBT di NTB ditargetkan mencapai 25,19 persen dari total bauran energi. Saat ini, kontribusi EBT terhadap sistem kelistrikan NTB baru sekitar 5 persen atau setara 22 megawatt (MW) dari total kapasitas daya listrik yang mencapai 401 MW.

- Iklan -

“Target 25 persen ini merupakan komitmen PLN untuk mendukung transisi energi bersih. Sekarang baru sekitar 5 persen, tetapi potensinya besar karena wilayah NTB memiliki tingkat paparan sinar matahari yang tinggi terutama untuk PLTS,” jelas Sri Heni, Jumat, 17 Oktober 2025.

Ia menyebut, sebagian besar kontribusi EBT di NTB berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang tersebar di beberapa titik strategis, seperti PLTS Sengkol, Sambelia, dan Pringgabaya. Dari ketiga lokasi tersebut, PLTS Sengkol menjadi salah satu yang terbesar dengan kapasitas sekitar 5,4 MW.

“Melalui PLTS Sengkol dan beberapa pembangkit lainnya, PLN berupaya memenuhi kebutuhan energi masyarakat sekaligus mengurangi emisi karbon. Ini menjadi simbol nyata bahwa NTB berperan penting dalam mendukung agenda energi hijau nasional,” ujarnya.

Menurutnya, pengembangan pembangkit listrik EBT di NTB tidak hanya dilakukan oleh PLN, tetapi juga terbuka bagi kerja sama dengan investor dan anak perusahaan PLN lainnya. Semua proses investasi, katanya, dilakukan melalui mekanisme lelang terbuka yang transparan dan sesuai ketentuan PLN pusat serta Kementerian ESDM.

“Kesempatan investasi sangat terbuka, baik untuk kerja sama dengan PLN maupun melalui mekanisme Independent Power Producer (IPP). Semua dilakukan melalui proses lelang agar transparan dan memberikan peluang yang sama bagi investor,” tegasnya.

Ia menambahkan, salah satu proyek pengembangan EBT yang sedang dalam tahap perencanaan adalah PLTS Tambora, yang saat ini masih dalam proses penyusunan rencana kerja. Selain itu, PLN juga terus memperluas inisiatif penggunaan co-firing di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil.

“Transformasi menuju energi bersih ini bukan hanya komitmen nasional, tapi juga kebutuhan masa depan. Dunia sedang bergerak ke arah energi rendah karbon, dan PLN ingin berada di garis depan perubahan itu,” kata Sri Heni.

Selain aspek lingkungan, kehadiran pembangkit listrik EBT juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar. Dalam proses pembangunan maupun pengoperasian pembangkit, PLN melibatkan tenaga kerja lokal dan melaksanakan berbagai program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk mendukung kesejahteraan warga.

“Manfaatnya bukan hanya untuk pasokan energi, tapi juga membuka lapangan kerja dan memperkuat ekonomi lokal. Ini bagian dari tanggung jawab sosial PLN,” tambahnya.

Sri menegaskan, PLN berkomitmen menjaga keandalan pasokan listrik di NTB melalui pengelolaan sistem kelistrikan yang efisien dan aman. Dari total daya mampu 401 MW, beban puncak pemakaian listrik di NTB baru sekitar 360 MW, sehingga masih terdapat cadangan daya sekitar 40 MW.

“Artinya sistem kelistrikan kita aman. Cadangan daya ini penting untuk menjaga keandalan pasokan, agar pelanggan tetap mendapat listrik yang andal meskipun ada gangguan di salah satu pembangkit,” jelasnya.

Dengan perluasan investasi EBT, PLN NTB diharapkan dapat menjadi daerah percontohan energi hijau di kawasan timur Indonesia.(bul)

 

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut