26.5 C
Mataram
BerandaBerandaNTB Ekspor Perdana Ratusan Kg Emas Batangan ke Swiss dari Hasil Smelter

NTB Ekspor Perdana Ratusan Kg Emas Batangan ke Swiss dari Hasil Smelter

Mataram (ekbisntb.com) – Provinsi Nusa Tenggara Barat  mencatat sejarah baru dalam sektor pertambangan dan industri pengolahan mineral. Untuk pertama kalinya, daerah ini mengekspor emas batangan hasil pemurnian (smelter) ke Swiss dengan volume mencapai 345 kilogram. Nilai ekspor tersebut sebesar USD 37.411.116,53 atau setara Rp516,2 miliar (asumsi USD1 = Rp15.000).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, Drs. Wahyudin, MM, mengungkapkan bahwa ekspor perdana emas batangan ini dilakukan melalui Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) Jakarta, setelah memperoleh izin dari Bea Cukai pusat.

- Iklan -

“Kami cek juga di Bea Cukai sini (NTB), karena keluarnya lewat Soetta, jadi izinnya di Bea Cukai Jakarta. Ini baru pertama kali ekspor emas hasil pemurnian di dalam daerah,” jelas Wahyudin dihubungi di Mataram, 2 Oktober 2025.

Menurutnya, emas tersebut berasal dari hasil tambang PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMNT) di Batu Hijau, Kabupaten Sumbawa Barat. Selama ini, AMNT telah melakukan pemurnian konsentrat tembaga di fasilitas smelter, dan salah satu hasil olahannya adalah emas batangan siap ekspor.

“Artinya apa, dengan mulai berkembangnya smelter dan nilai yang cukup besar dari hasil ini, otomatis dana bagi hasil (DBH) ke daerah akan tinggi. Jadi bukan hanya dari tambang, tapi juga dari sektor industri pengolahan,” kata Wahyudin menekankan.

Sebelum ekspor emas batangan ini, NTB lebih dulu mencatatkan ekspor katoda tembaga sejak April 2025. Katoda tembaga merupakan logam murni berbentuk lembaran atau kotak seberat 50–80 kilogram dengan tingkat kemurnian 99,99%. Produk ini menjadi bahan baku penting bagi berbagai industri, mulai dari kabel listrik, kendaraan listrik, hingga teknologi energi terbarukan.

Ia menambahkan, keberadaan smelter di Sumbawa Barat memberi dampak besar bagi posisi NTB sebagai salah satu provinsi dengan kontribusi ekspor mineral strategis nasional. “Dengan adanya pemurnian di dalam negeri, nilai tambahnya lebih tinggi dan berdampak langsung pada penerimaan daerah maupun nasional,” tambah Denny.

Ekspor perdana emas batangan ke Swiss ini menjadi sinyal kuat bahwa industrialisasi pertambangan di NTB mulai menunjukkan hasil nyata. Selain meningkatkan devisa negara, keberhasilan ini juga berpotensi mendorong pembangunan daerah melalui porsi dana bagi hasil yang lebih besar.

Dengan capaian ini, NTB tidak hanya dikenal sebagai daerah penghasil tambang, tetapi juga sebagai wilayah yang mampu menghadirkan produk olahan mineral bernilai tinggi untuk pasar internasional.

Terpisah, Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PLN) Dinas Perdagangan Provinsi NTB, Baiq Denny Evita Darmiyana, menjelaskan bahwa catatan resmi ekspor dari NTB yang terbit melalui Surat Keterangan Asal (SKA) masih didominasi oleh katoda tembaga.

“Karena yang boleh diekspor adalah katoda tembaga. Kalau dulu-dulu, semasih izin longgar, AMNT melakukan ekspor untuk konsentrat tembaga. Kalau yang emas, belum ada catatan dari kita. Tapi kalau keluarnya dari Jakarta, bisa jadi (emas),” ujarnya.(bul)

Artikel Yang Relevan

Iklan












Terkait Berdasarkan Kategori

Jelajahi Lebih Lanjut